Ramadhan tahun ini, aku menetapkan target terbaikku: menjadi pribadi yang lebih baik dalam menjalankan ibadah dan meraih hikmah Ramadhan. Aku ingin memanfaatkan bulan suci ini untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki diri.
Hari Kedua Ramadhan, aku kembali ke kota Mamuju, Sulawesi Barat. Karena sebagai abdi negara, aku sudah kembali harus masuk kantor, seperti dengan kebanyakan umat islam yang sudah bekerja. Menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dan menyusun kembali target-target di Ramadhan ini.
Sahur tadi, bangun lebih awal dari biasanya. Aku menyiapkan sahur sendiri dan makan dengan tenang sambil merenungkan targetku. Setelah sahur, aku melanjutkan dengan sholat tahajjud dan membaca Al-Qur'an. Mari kita berlomba-lomba melakukan kebaikan, karena selama Ramadhan ini, semua kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT.
Aku berusaha menjaga kualitas ibadahku. Aku berusaha konsisten dalam sholat lima waktu dan sholat sunnah, serta membaca Al-Qur'an setiap hari. Aku juga berusaha untuk berbuat baik kepada orang lain, baik itu keluarga, teman, maupun orang yang aku temui.
Tantangan terbesar datang saat aku merasa lelah dan ingin menyerah. Namun, aku selalu mengingatkan diri sendiri tentang targetku. Aku ingin menjadi lebih baik, dan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk itu.
Selain itu, aku juga punya target lain selama puasa ini, yaitu harus menulis setiap hari. Menuangkan gagasan yang bisa dibaca oleh orang lain, meskipun tidak begitu panjang, namun setidaknya sebagai ikhtiar untuk berkontribusi terhadap kemajuan literasi Indonesia.
Teringat dengan ceramah ust. Adi Hidayat semalam yang saya tonton di youtube bahwa tujuan daripada puasa ada 3, yakni meningkatnya ketakwaan personal, ketakwaan sosial dan menjadi individu yang senantiasa bersyukur. Semoga ketiga target tersebut dapat terinternalisasi dalam diri kita semua. Agar waktu yang diberikan oleh Allah untuk kita berjumpa dengan Ramadhan dapat termanfaatkan dengan baik.
Di jalanan hidup yang penuh ranjau
Aku berjalan dengan langkah yang hati-hati
Menyusuri lorong gelap yang penuh dugaan
Menuju cahaya yang menerangi hati
Menjadi pribadi yang bertakwa
Bukanlah sekadar kata-kata
Tetapi perjalanan panjang yang penuh makna
Di antara godaan dunia yang datang menghampiri
Bertakwa bukanlah tentang menahan diri
Dari kesenangan-kesenangan duniawi
Tetapi tentang menjaga hati dan pikiran
Agar selalu terhubung dengan Sang Pencipta