Kesempatan kali ini saya mau posting tentang ceramah jum’at yang pernah saya dengarkan di Mesjid Kampus. Sudah lama memang tapi tidak apa-apa. Sang khotib saat itu menyinggung masalah waktu dan pecandu rokok. Tapi yang akan saya singgung pada kesempatan kali ini hanya tentang rokok aja (walau mungkin agak sensitif) ^_^. Beliau waktu itu mengatakan dihadapan puluhan dosen dan mahasiswa bahwa perokok itu orang yang egois. Mengapa? Karena menikmati rokok sendiri-sendiri, tapi penyakit-Nya bagi-bagi. Perokok asyik sendiri menghabiskan sebatang rokok sendiri-sendiri ataupun secara bersama-sama, namun kadang lupa bahkan acuh dengan orang lain yang ada disekitarnya yang bukan perokok. Padahal nikmati adalah sebungkus makanan mungkin akan dapat dinikmati oleh setiap orang yang ada disekitarnya. Ayah yang perokok pun tak lupa disinggung oleh sang khatib. Beliau berujar bahwa ayah yang perokok sungguh sangat egois karena rokoknya hanya ia yang menikmati sendiri. Padahal seandainya uang untuk rokok tersebut dibelikan keperluan yang lain ,misalnya makanan, yang lebih bermanfaat tentu saja akan dapat dinikmati bersama-sama dengan istri tercinta dan anak tersayang. Saya pribadi sebagai orang yang tidak merokok tentu saja manggut-manggut saja mendengar sang khatib, dan tentu saja apa yang disampaikan oleh beliau menjadi bahan penguat bagi saya ketika kelak berdebat kusir dengan para perokok. Yang membuat saya penasaran adalah pendapat dari teman-teman perokok yang mendengar khutbah hari itu di mesjid kampus. Apakah khutbah tersebut akan menjadi bahan renungan buat mereka ataukah menjadikan mereka lebih kreatif lagi dalam membuat argument-argumen untuk membenarkan kebiasaan buruknya itu. image source : rtn-alwaysforyou.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H