Mohon tunggu...
AMIR EL HUDA
AMIR EL HUDA Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Laki-laki biasa (saja)

Media: 1. Email: bangamir685@gmail.com 2. Fb: Amir El Huda 3. Youtube: s https://www.youtube.com/channel/UCOtz3_2NuSgtcfAMuyyWmuA 4. Ig: @amirelhuda

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ini Rahasia di Balik Kenikmatan Kopi "Tinja" Luwak

13 Juni 2017   02:52 Diperbarui: 13 Juni 2017   03:16 1150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa kopi luwak masyhur dengan kenikmatannya. Aroma mewangi kopi yang lengket di hidung serta rasa kopinya yang kuat dan khas membuat kopi luwak mendapatkan label sebagai kopi ekslusif yang dibandrol dengan harga mahal. Harga kopi luak sudah berada di atas 1 juta per-kilo gramnya, sedangkan untuk satu cangkir kopi luwak dibandrol dengan harga di atas 50 ribu rupiah. Itu artinya harga satu cangkir kopi luwak setara dengan harga yang dikeluarkan untuk makan nasi pecel sebanyak 7 porsi nasi pecel 'plus' secangkir kopi panas  atau segelas besar teh hangat 'bu Warteg'.

Proses pembuatan kopi luwak terbilang unik. Kopi luwak berasal dari biji kopi yang telah dimakan oleh luwak dan dikeluarkan bersamaan dengan defaksi (buang air besar). Luwak hanya menghancurkan dan mencerna  daging pembungkus biji kopi yang lunak. Biji kopi  sangat keras sehingga tidak mampu dicerna oleh luwak.  Tinja-tinja luwak kemudian dikumpulkan, diambil biji kopi yang masih utuh dan dibersihkan untuk kemudian dikeringkan. Biji kopi yang sudah kering terjemur lalu diolah sesuai dengan selera: disangrai atau diopen untuk mengurangi kadar airnya.   Konon kopi luwak sudah dikembangkan sejak penjajahan Belanda di Indonesia. Pada awalnya biji kopi  dipungut dari ceceran tinja luwak liar. Namun untuk saat ini para produsen kopi luwak mendapatkan kopi dari 'anus' luwak yang sengaja dibudidayakan.

gamabr dari: avilagtitkai.com
gamabr dari: avilagtitkai.com
Insting hewan untuk memilih makanan (biji atau buah) konon lebih tajam dari manusia. Sebagai permisalan, kalelawar hanya memakan mangga, jambu dan buah lain yang masak di pohon. Begitupula luwak yang 'hobi' ngemil biji kopi. Luwak hanya memakan biji kopi yang sudah matang secara sempurna, terutama kopi yang masak di pohon. Inilah yang membuat kopi luwak beraroma sedap dan terasa lezat karena dibuat dari biji kopi yang dipilih oleh ahlinya (baca: luwak). Selain itu, biji kopi yang dimakan oleh luwak akan mengalami fermentasi di dalam perut yang 'konon' semakin menambah mantap rasanya.

Mengenai status kehalalan kopi luwak, Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa nomor 7 tahun 2010 yang menyebutkan bahwa: kopi luwak hukumnya halal apabila sudah disucikan; boleh mengkonsumsinya; dan dan boleh memproduksi serta memperjual-belikannya. Adapun syarat biji luwak yang halal adalah yang masih utuh (tidak pecah apalagi hancur) dan bisa tumbuh ketika ditanam. Status kopi luwak yang demikian bukanlah benda najis, melainkan benda terkena najis yang karenanya harus dibersihkan sebelum mengkonsumsinya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun