Tidak Ada Yang Salah Dengan Mencintai. Mencintai lawan jenis melalui pernikahan maupun tidak melalui pernikahan bukan merupakan sebuah kesalahan. Tertarik kepada lawan jenis bukan merupakan dosa yang mendapat ancaman neraka. Akan tetapi seringkali terjadi kesalahan dalam mengekspresikan cinta sehingga melampaui norma-norma yang ada, hal ini tidak hanya dilakukan oleh para pencinta yang belum menikah, akan tetapi kerap juga dilakukan oleh mereka yang telah menikah. Ini yang harus diperbaiki, bukankah tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri ?.
Ada yang bilang bahwa kunci keberhasilan dalam sebuah hubungan adalah rasa saling percaya (kepercayaan) terhadap pasangan. Rasa percaya bahwa pasangan akan selalu setia, tidak mbalelo,berpaling dan berbagi cinta dengan orang lain atau dalam bahasa kasarnya selingkuh harus benar-benar ditanamkan terutama ketika pasangan kita tidak sedang bersama kita.
Beban perasaan dan was-was yang bisa memicu sakit jantung sering dialami oleh pasangan yang menjalani hubungan jarak jauh alias “LDR”. di area LDR ini masing-masing pasangan sering galau sambil menyanyikan lagu kangen band yang liriknya,” kamu di mana ?, dengan siapa?, sekarang berbuat apa?, kamu di mana?, dengan siapa?, di sini aku menunggumu dan (...saya lupa....)”.
Apalagi ketika BBm, SMS, dan WA yang dikirim tak kunjung dibalas, waduuuuuhhhbisa ribeturusannya; ngambek, merajuk, dan tidak menutup kemungkinan ditabuhnya gendang tanda mulainya perang bersebab tidak adanya balasan pesan. Akan ada dua kemungkinan perasaan bagi masing-masing pasangan, yang pertama akan timbul kekhawatiran kalau terjadi apa-apa pada kekasihnya, dan yang kedua akan timbul “kecurigaan” tentang hal negativ yang sedang dilakukan oleh belahan jiwanya di belahan bumi yang sana.naah looeee.
Kecurigaan terhadap pasangan merupakan buah dari kecemburuan yang tidak dikomunikasikan. Orang-orang menyepakati bahwa cemburu timbul karena adanya rasa cinta. Namun ketika rasa cemburu yang memanas tidak didinginkan dengan belaian lembut bernama penjelasan yang dapat diterima oleh akal, maka akan memunculkan benih kecurigaan. Curiga lahir akibat minimnya rasa percaya pada pasangan, dan kuantitas percaya yang minim disebabkan kurangnya rasa cinta pada pasangan. Ini hanya asumsi saya yang sangat tidak mendasar dan disadur dari hasil kiro-kirologi (ilmu kira-kira) semata. Disinilah cinta berbicara dengan hukumnya, “kalau mencintai jangan mencurigai, kalau mencurigai jangan mencintai”.
Komunikasi sangatlah penting dalam sebuah hubungan. Komunikasi yang sehat akan melanggengkan hubungan dan komunikasi yang buruk meruntuhkannya. Betapa banyak pernikahan yang kandas dan berujung pada perceraian akibat “komunikasi yang buruk”. Yang sudah menikah saja bisa bercerai bersebab komunikasi, apalagi yang baru pada tahap LDR-an... whohohoho (KETAWA JAHAT).
Kata nenek, “ruh dari cinta adalah berkorban (MEMBERI)”, berkorban harta, berkorban perasaan, berkorban harga diri dan bahkan nyawa. Sepertinya berat, tapi kalau semua dilakukan atas dasar cinta maka semua pengorbanan itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan hasil yang akan didapatkannya. Semangat mencintai dengan memberi inilah yang harus ditanamkan dalam lubuk hati, bukan semangat untuk menerima saja.
Kebanyakan pasangan muda jaga gengsi, tidak mau menyapa kalau tidak disapa terlebih dahulu, tidak mau mengawali obrolan meski hanya dengan kata,”hai, halo, apakabar, lagi apa?”, bahkan konyolnya ada yang bermaksud mengetes kesetiaan pasangannya dengan beragam cara, LALU jika hasil “tes” tidak memenuhi kriteria akan ditinggalkanlah pasangannya g .
Cinta bukan bahan mainan ataupun makanan yang harus di tes sebelum dipasarkan. Cinta merupakan dorongan batin untuk memberi, melindungi, mengasihi, dan membuat baik yang dicintai. Kata sujiwo tejo dalam guyonannya ,”jangan sengaja pergi agar dicari, jangan sengaja lari agar dikejar, berjuang tidak sebercanda itu”, dan juga kata Irine, “jangan baru mencari saat sudah terlanjur pergi, jangan baru mengejar saat sudah jauh berlari, menunggu tak seasyik itu”.
Maka ketika sudah yakin untuk mencintai seseorang, segera bergegas untuk memiliki cinta orang waras yang mau untuk saling berbagi kebaikan terhadap orang yang dicintai, saling percaya dan menjaga untuk tidak menghianati kepercayaan yang diberikan, saling mengingatkan ketika salah dan segera memperbaiki, saling bertegur sapa dan mendekatkan diri, saling berlomba untuk lebih dulu menghubungi, serta sekali lagi saling tidak mencurigai dan “kalau mencintai jangan mencurigai, kalau mencurigai jangan mencintai”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H