Mohon tunggu...
Rahman Pasatrio
Rahman Pasatrio Mohon Tunggu... Guru - Guru

Suka membaca dan sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Problem hutangmu problem akheratmu

22 November 2024   11:01 Diperbarui: 22 November 2024   11:08 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Strategi agar tak terlilit hutang

Pentingnya menjaga ketahanan dan kemandirian ekonomi keluarga ditengah situasi ekonomi yang tidak dalam keadaan baik-baik saja...Hal ini perlu diupayakan bukan hanya untuk diri pribadi tetapi berguna bagi masyarakat sekitar kita...
menurut Ligwina Hananto seorang Pelatih Keuangan (Financial Trainer) ada tips untuk melakukan perencanaan keuangan secara baik, yang mudah untuk diterapkan oleh semua orang, beliau menamainya dengan rumus 1-2-3-4. Rumus ini perlu dilakukan dengan cara membagi penghasilan atau pengeluaran setiap bulan dan dibagi menjadi empat kategori besar.  Pertama, kata Ligwina, seseorang harus mampu menyisihkan minimal 10 persen dari penghasilan untuk menabung dan berinvestasi. Kedua, perlu ada pengeluaran untuk kebutuhan tersier seperti jalan-jalan, life style, dan rekreasi, tetapi tidak lebih dari 20 persen. Ketiga, 30 persen adalah maksimal kemampuan kita mencicil. Artinya kalau mau utang itu hati-hati. Keempat, pengeluaran untuk biaya hidup yang rutin termasuk pengeluaran sosial (zakat dan sedekah) itu 40 persen
selain itu ada hal-hal yang lain harus dikedepankan, hal-hal yang sesuai dengan ajaran agama. Salahsatunya adalah membayar kewajiban hutang, karena salah satu manajemen keuangan adalah bayar utang. Karena utang itu sampai kita di liang kubur pun masih ditagih. Ketika kita mengatur keuangan kita, maka nomor satu yang harus kita bayar adalah utang..pentingnya membayar hutang ketika kita mampu membayarnya sampai-sampai digambarkan bahwa setiap langkah kita ke rumah orang yang menghutangi maka ditulis pahala dari Alloh subhanahu wa ta'alaa...
Itu termasuk dampak keseharian problem-problem keuangan keluarga yang biasanya diawali dengan kesalahan dalam membaca dan memilih skala prioritas pengeluaran keuangan..Skala prioritas ini mesti dilakukan untuk memilih satu di antara dua pilihan.  Misalnya tujuan liburan sama tujuan Umrah tentu saja prioritasnya lebih tinggi tujuan umrah. Tujuan umrah sama tujuan menyekolahkan anak, ternyata lebih tinggi menyekolahkan anak..

Dalam Islam begitu pentingnya perkara bayar hutang, agar kita terbebas dari hutang, sehingga banyak hadits Nabi yang membahas  berkaitan pentingnya menyegerakan membayar hutang, serta do'a-doa khusus yang diajarkan Rasulullah agar kita terbebas dari hutang...itu menunjukkan pentingnya umat islam terbebas dari hutang, sehingga perkara hutang  tidak menjadi problem kita di akherat kelak..

Rahman Pasatrio Staf Pengajar MTs Al 'Imaroh Cikarang Barat

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun