Meski Pilpres masih jauh, perpolitikan nasional telah menggeliat. Mulai memanas. Pembicaraan tentang capres-cawapres menjadi topik menarik di berbagai media. Ini bisa saja disebabkan dalam Pilpres 2024 mendatang incumbent tak bisa mencolankan lagi. Presiden Jokowi sudah dua periode.Â
Dalan tahapan pemilu, pendaftaran capres-cawapres akan akan dibuka pada bulan September 2023. Satu tahun lagi kurang lebih.Â
Namun demikian, bakal calon sudah ramai dibicarakan. Mengacuh hasil survei yang ada, di papan atas ada Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anis Baswedan. Sedangkan di bawah ada Ridwan Kamil, Eric Tohir, Sandiaga Uno, AHY dan yang lain.
Arah partai politik pun masih cair. Belakangan ada manuver dari beberapa partai pemerintah yakni Partai Golkar, PPP, dan PAN.Â
Mereka menyatakan berkoalisi guna menghadapi pemilu 2024. Terlepas seserius apa koalisi mereka, publik  memperoleh gambaran peta politik nasional jelang Pilpres 2024. Seperti ditegaskan bahwa koalisi mereka juga bertujuan untuk memastikan program pemerintah berjalan hingga akhir masa jabatan Presiden.
Manuver Partai Golkar dkk melahirkan beragam tafsir politik. Ada yang meyakini sebagai bukti keseriusan Airalangga Hartato maju sebagai capres, menganggapnya sebagai sensasi biasa guna meningkatkan suara partai, ada juga yang memprediksi bahwa koalisi ini disiapkan untuk menampung pencapresan Ganjar Pranowo yang dianggap tak akan mendapat tiket dari partainya sebab PDIP lebih memilih mengusung Puan Maharani sebagai trah Soekarno.
Adalah Hendri Satrio, pengamat yang menegaskan bahwa koalisi yang digawangi Parta Golkar tersebut bisa jadi disiapkan untuk sebuah skenario penyelamatan pencapresan Ganjar Pranowo.[1] Ganjar Pranowo diprediksi tak akan memperoleh tiket pencapresan dari partainya sendiri.Â
Megawati Soekorno Putri akan lebih memilih putrinya, Puan Maharani. Seperti diketahui dari apa yang berkembang dalam internal PDIP, mereka lebih mendorong Puan Maharani daripada Ganjar Pranowo. Gubernur Jateng itu terkesan dianaktirikan. Walau demikian, Â pada akhirnya semua akan kembali pada keputusan Ketua Umum PDIP, Megawati.Â
Jika prediksi di atas benar bagaimana dengan sikap Ganjar Pranowo sendiri? Apakah ia akan hengkang meninggalkan PDIP?Â
Saya menduga hal itu tak akan dilakukan. Ganjar Pranowo akan tetap dalam PDIP. Dia tidak akan meninggalkan partai yang membesarkan karir politiknya. Saat tiket pencapresan tak diperoleh dari partainya kemudian sejumlah partai meminang, Ganjar paling  sekadar meminta izin ke Megawati.Â
Dan Ketua Umum PDIP pun akan merestuinya. Jika demikian, akankah PDIP berpolitik dua kaki? Satu sisi mengusung Puan Maharani (entah sebagai capres atau cawapres) mungkin bersama Prabowo Subianto atau yang lain. Sisi lain PDIP memberi restu Ganjar Pranowo dicapreskan partai lain.