Belakangan, Kementerian Pendidikan Nasional memiliki perhatian khusus pada pemikiran-pemikiran KHD.Â
Di bawah kepemimpinan Nadiem Makarim, pendidikan Indonesia disadarkan dengan pemikiran beliau sebagai wujud dari perhatian terhadap kebijaksanaan lokal. Dan nyatanya, KHD memilki pikiran-pikiran yang cerdas tentang penididikan.Â
Selama ini kita semua mengabaikannya. Ibarat mutiara yang terpendam dalam lumpur  saat ini kita baru menemukannya, memungutnya kemudian merawat dan menggunakannya.
Salah satu pemikiran KHD adalah bahwa pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat, potensi dan bakat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.Â
Pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
Manusia itu diciptakan oleh Tuhan dalam sebaik-baik penciptaan. Sebaik-baik penciptaan itulah yang disebut fitrah. Manusia dibekali dengan berbagai potensi, bakat, dan minat. Karenanya ada sebagian ahli mendefinisikan pendidikan sebagai mmemanusiakan manusia. Yakni mengantarkan mereka menjadi manusia sempurna yang potensi, bakat, dan minatnya berkembang secara sempurna.
Semua anak itu pandai, cerdas sesuai potensi dan bakat yang dimiliki. Hal ini kudu dipahami oleh seorang pendidik. Tak ada anak bodoh.Â
Dalam istilah Munif Chatib Tuhan tidak menciptakan produk gagal. Hanya persoalannya apakah bakat, potensi dan minat tersebut dapat berkembang secara maksimal atau tidak?Â
Di ruang ini pendidik memilki peran, menuntun dan membimbing mereka menemukan bakat, potensi yang dimiliki kemudian mengembangkannya secara maksimal.
Jadi, jelas pendidik hanya bertugas menuntun, membimbing, mengarahkan, dan mendampingi anak menemukan bakat, potensi terbaiknya.Â
Menurut KHD, peran pendidik diibaratkan seorang petani atau tukang kebun yang tugasnya adalah merawat sesuai kebutuhan dari tanaman-tanamannya itu agar tumbuh dan berbuah dengan baik, tentu saja beda jenis tanaman beda perlakuanya. Seorang pendidik selayaknya melayani segala bentuk kebutuhan metode belajar siswa yang berbeda-beda (berorientasi pada anak).