Deretan tanya itu menggelantung  dipikiran setiap kita. Pertanyaan-pertanyaan tersebut menggambarkan sebuah keterkejutan publik. Khalayak ramai merasa ada yang hilang dari ICMI. Yaitu kecerdasan pikir ICMI dalam setiap sumbangsinya kepada bangsa dan negara yang dikenal selama ini. ICMI sekarang tidak seperti ICMI yang dulu lagi.
Kenapa disalahkan?
Usulan pemblokiran  Google dan YouTube, menurut hemat saya aneh. Berikut ini saya sebutkan alasannya. Pertama, bertentangan dengan logika atau akal sehat. Untuk memudahkan, saya menguraikannya dengan cerita. Berdasarkan pengalaman tempo dulu, para perampok selalu menggunakan golok dalam aksi kejahatanya. Golok telah digunakan untuk mengakhiri hidup sekian banyak orang tak berdosa. Masyarakat menjadi cemas, dihantui rasa takut. Kemudian raja memgambil kebijakan untuk menyita dan merampas semua golok yang dimiliki rakyatnya. Apa kebijakan ini masuk akal? Apa salah golok?
Google adalah sebuah perusahaan multi nasional Amerika Serikat yang berkekhususan pada jasa dan produk Internet. Produk-produk tersebut meliputi teknologi pencarian, komputasi web, perangkat lunak, dan periklanan daring. Sebagian besar labanya berasal dari AdWords. Sedangakan YouTube adalah sebuah situs web berbagi video yang dibuat oleh tiga mantan karyawan PayPal pada Februari 2005.Â
Situs ini memungkinkan pengguna mengunggah, menonton, dan berbagi video.[4] Perusahaan ini berkantor pusat di San Bruno, California, dan memakai teknologi Adobe Flash Video dan HTML5 untuk menampilkan berbagai macam konten video buatan pengguna, termasuk klip film, klip TV, dan video musik. Selain itu ada pula konten amatir seperti blog video, video orisinal pendek, dan video pendidikan. (https://id.wikipedia.org)
Google dan YouTube ibarat golok. Keduanya hanya alat atau fasilitas. Keduanya, seperti golok yang bebas nilai. Baik Google maupun YouTube bisa digunakan untuk kebaikan juga kejahatan. Artinya, sebagai alat keduanya hanya membantu, memudahkan manusia. Â Jelas tak masuk akal, jika kita menyalahkan keduanya gara-gara banyak kejahatan yang dilakukan oleh manusia dengan menggunakan keduanya.Â
Kejahatan seksual atau pornografi itu akibat adanya perbedaan jenis kelamin. Apa mungkin kita menyalahkan Tuhan karena menciptakan manusia berbeda jenis kelamin? Pornografi juga ada karena secara biologis ada dorong seks dalam diri manusia, apa logis bila kita mengusulkan pada Tuhan untuk menghilangkan kebutuhan biologis itu?
Kedua, pemikiran tersebut menunjukkan ketidakberdayaan mencari solusi. Usulan tersebut terkesan asal.  Sebab permasalahan utamanya bukan pada Google atau YouTube. Permasalahan ada pada kita semua, manusia. Kita yang kudu dibina, disalahkan. Bukankah apa yang ada di Google dan YouTube juga diunggah oleh kita semua? Bisa jadi usulan itu muncul akibat kebuntuhan mencari solusi dalam megurangi tindak kekerasan seksual dan pornoaksi.
Ketiga,dipandang sebagai usulan yang emosional. Yaitu pemikiran yang mengandalkan emosi semata akibat semakin tingginya angka kejahatan dalam pornografi dalam masyarakat.
ICMI sebenarnya sangat dirindukan oleh masyarakat. Bangsa ini menanti pemikiran cerdas, kreatif, inovatif, yang memberi solusi untuk negeri. Tapi tentu bukan asal solusi. Solusi yang rasional, terukur yang diharapkan dari ICMI. Usulan pemblokiran Google dan YouTube sangat disayangkan. Bukankah dari keduanya masyarakat merasakan berbagai macam kemudahan hidup di era digital ini? Bukankah keduanya menjadi sumber berbagai informasi yang dibutuhkan oleh manusia? Namun demikian, kita layak menghargai. Karena bagaimanapun, itu semua menujukkan kepedulian ICMI terhadap kemerosotan akhlak dan moral bangsa. Wa Allahu Alam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H