Mohon tunggu...
AMIRUDIN
AMIRUDIN Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Prodi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mematahkan Asumsi Masyarakat Terhadap Tidak Perlunya Pendidikan Tinggi bagi Perempuan

16 Mei 2024   01:04 Diperbarui: 16 Mei 2024   01:12 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di Indonesia sudah menjadi budaya yang menganggap perempuan tidak perlu bersekolah tinggi-tinggi, mungkin dari kalian yang perempuan sudah tidak asing jika mendengar kata-kata "Cewek ngapain sekolah tinggi-tinggi, ujung-ujungnya juga paling didapur" benar begitu bukan? yang dikatakan orang-orang. Harusnya masyarakat Indonesia terkhusus kaum perempuan harus belajar dari R.A. Kartini yang sudah bersusah payah memperjuangkan hak-hak seorang wanita dan berpendidikan setinggi mungkin. Namun, sayangnya masyarakat Indonesia masih berasumsi seperti itu dan bahkan masih melekat hingga sekarang.

Kegiatan masak, bersih-bersih rumah, cuci piring, cuci baju dan lainnya masyarakat beranggapan bahwa itu adalah tugasnya perempuan. Padahal itu bukan hanya tugasnya perempuan saja, akan tetapi laki-laki juga perlu melakukan tugas tersebut sebagai basic life skill. Keahlian ini dibutuhkan selama berkehidupan di masyarakat, jadi laki-laki juga perlu memiliki keahlian ini. Namun, masih banyak pandangan di masyarakat bahwa hal ini adalah kewajiban dari seorang wanita. 

Asumsi masyarakat juga banyak yang beranggapan bahwa perempuan tidak bisa mengerjakan pekerjaan laki-laki. Hal ini memang benar adanya, namun bukan berarti semua pekerjaan laki-laki tidak bisa dikerjakan oleh seorang perempuan karena nyatanya seringkali kita jumpai dimedia sosial banyak perempuan yang sudah bisa mengerjakan suatu pekerjaan layaknya seorang laki-laki. 

Contohnya seperti seorang wanita yang saya lihat dimedia sosial yang bekerja sebagai kuli panggul semen, artinya dia sudah bisa mengerjakan pekerjaan yang dilakukan oleh laki-laki walaupun memang tidak semua wanita bisa mengerjakannya tapi dari dia bisa kita ambil pelajaran bahwa wanita juga bisa melakukan sesuatu apapun.

Jika perempuan berpendidikan tinggi emang nanti jadi apa sih? nah ini point penting untuk mematahkan asumsi masyarakat terhadap tidak perlunya pendidikan bagi perempuan.

1) Pendidikan tinggi memberikan pengetahuan yang luas bagi perempuan

Sebagai seorang perempuan, sangat wajib memiliki pengetahuan yang luas karena sejatinya perempuan juga memiliki kesempatan yang sama dalam kehidupan, terkhusus di era yang sangat maju saat ini, memiliki wawasan yang luas maupun pengetahuan mendalam adalah sebuah keharusan dalam diri, termasuk bagi perempuan. 

Perempuan juga harus memiliki pengetahuan yang luas guna mampu mengikuti perkembangan zaman dimana saat ini sudah berkembang dan menuntut peran perempuan untuk lebih mandiri lagi dalam menjalani berbagai aktivitas kehidupan.

2) Mendapatkan pekerjaan atau karier bagi perempuan

Pendidikan tinggi bagi perempuan diperlukan untuk mendapatkan pekerjaan atau karier yang lebih layak. Dimasa ini, lulusan pendidikan yang tidak tinggi sangat sulit mendapat pekerjaan dan bila ada pun kerap kali tidak dapat memenuhi tuntutan kebutuhan sehari-hari.  

Untuk itu, latar belakang pendidikan tinggi adalah acuan yang sangat menentukan peluang bagi perempuan untuk bisa bersaing layaknya laki-laki untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih terjamin. Contohnya semasa kuliah seorang perempuan mengambil jurusan keperawatan atau kedokteran, dengan latar belakang pendidikan kuliahnya dia bisa bekerja sebagai dokter ataupun perawat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun