Mohon tunggu...
AMIRUDDIN ALATAS
AMIRUDDIN ALATAS Mohon Tunggu... -

Merekan sejarah yang tak terkatakan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Diskusi Opini "Gus Dur, PKB, dan Raja Dangdut"

3 Januari 2014   01:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:13 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

ULASAN

Membaca opini Mas Ahmad Zainul Hamdi (Mas Inung) yang terbit pada tanggal 30 Desember 2013 lalu di Jawa Pos sungguh menarik. Menarik karena Mas Inung secara gamblang dan jelas menggambarkan polemik pemasangan nama dan gambar Gus Dur dalam partai PKB.

Pembahasan dalam opini yang berjudul "Gus Dur, PKB, dan Raja Dangdut" pada awalnya mengulas tentang posisi PKB sebagai News Maker berbagai media massa. Penempatan sebagai News Maker, itu dikarenakan PKB mampu memainkan gandengannya yaitu Si Raja Dangdut Rhoma Irama. Namun yang tak kalah menarik itu adalah pemasangan nama dan gambar Gus Dur oleh banyak calon legislatif (caleg) dari PKB. Kata-kata "Pelanjut Perjuangan Gus Dur" dalam berbagai banner caleg PKB yang berujung pada ancaman somasi dari keluarga Gus Dur mampu menyedot banyak media untuk meliputnya.

Opini itu dilanjutkan dengan pembahasan tentang respon pendukung Gus Dur yang mengecam pemasangan Gus Dur itu. Berbagai respon panas -dingin terus dilakukan baik dari kubu pendukung Gus Dur sampai pada kubu PKB. Bagi kubu PKB, pemasangan nama dan gambar Gus Dur tidak masalah karena beliau adalah pendiri PKB dan juga milik bangsa.

Namun respon dari kubu PKB itu disangkal  oleh Mas Inung dengan mengutarakan fakta sejarah konflik antara Gus Dur dan Muhaimin. Mas Inung mengatakan bahwa PKB pimpinan Muhaimin saat ini dalam fakta sejarahnya adalah PKB yang bersebarangan dengan Gus Dur.

Diakhir-akhir opini itu mengulas tentang keberadaan PKB dalam balut kekuasaan. Mas Inung mengambil sampel dalam kasus century dan kenaikan harga BBM yang notabene PKB selalu setuju dengan kehendak penguasa. Menurutnya, sikap PKB dalam pembuatan kebijakan itu tidak sesuai dengan nilai perjuangan Gus Dur. Kemudian Mas Inung juga mengulas tentang tipikal Capres PKB Rhoma Irama yang tidak sebangun dengan nilai perjuangan Gus Dur.

DISKUSI

Dari ulasan opini yang ditulis Mas Inung itu, membuat saya tertarik untuk turut memberikan komentar. Dari berbagai anggle yang dipakai Mas Inung, yang menarik untuk didiskusikan adalah terkait dengan kedudukan PKB pimpinan Muhaimin, PKB dalam balut kekuasaan dan Rhoma Irama sebagai capres PKB.

I

Komentar Mas Inung terkait kedudukan PKB pimpinan Muhaimin yang dinyatakan bersebrangan dengan Gus Dur sekilas memang benar. Tetapi, perlu kita pahami bersama bahwa tindak-tanduk Gus Dur tidak seperti orang biasa yang gampang dibaca dan diartikan. Tindakan dan perkataan Gus Dur membutuhkan seribu tafsir. Sehingga konflik antara Gus Dur dan Muhaimain tidak bisa disamakan dengan konflik orang biasa yang secara gamblang bisa ditafsiri. Bisa saja, konflik yang terjadi diantara keduanya adalah bentuk pendewasaan yang dilakukan oleh Gus Dur kepada kader-kadernya agar menjadi kader yang hebat dan mampu menguasai dunia perpolitikan Indonesia.

Perlu diketahui bahwa sumber perpecahan itu berawal dari Gus Dur yang memecat Muhaimin. Kita ketahui bersama bahwa Gus Dur memiliki hati yang sangat baik, arif dan mempunyai pandangan terkait kondisi Indonesia ke depan. Gus Dur sering melakukan hal-hal yang dianggap tidak etis tetapi sebenarnya mempunyai tujuan yang lebih besar dari tindakan itu. Sebut saja tindakan Gus Dur dalam melakukan berbagai pemecatan terhadap kader-kadernya  di PKB seperti Alwi Sihab, Matori Abdul Jalil, Syaifullah Yusuf sampai pada Muhaimin. Banyak orang menganggap itu tidak prosedural tetapi itu tetap dilaksanakan oleh Gus Dur. Tujuan Gus Dur melakukan itu banyak yang belum paham bahwa sesungguhnya Gus Dur melakukan itu semua demi mendidik kader-kadernya agar kelak menjadi orang besar dan hebat seperti dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun