Mohon tunggu...
Amiruddin Hasan
Amiruddin Hasan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam

Lakukan apa yang mestinya dilakukan dengan semaksimal mungkin dan lakukanlah yang terbaik. Ingat, ini bukan panggung hiburan yang begitu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jiwa Nasionalis dan Sikap Gotong Royong Remaja Masjid Al-Amin Kel. Bagan Besar Timur

23 Juli 2023   02:02 Diperbarui: 23 Juli 2023   02:04 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Mahasiswa KKN UIN SUSKA Riau 2023

Tahun Baru Islam merupakan suatu momentum yang selalu diperingati oleh umat Islam setiap Tahunnya. Banyak cara yang dilakukan umat Islam dalam menyambut dan memperingati Tahun Baru Hijriah, terkhususnya Indonesia yang penduduknya mayoritas Muslim. Jika kita memandang dari segi sejarah, awal mula penetapan Tahun Baru Islam terjadi pada masa Khalifah yang kedua, yaitu Sayyidina Umar bin Khattab ra (634 -- 644 M). Para sahabat menetapkan awal tahun baru Islam melalui peristiwa Hijrah Nabi Saw ke kota Madinah, melalui firman Allah Swt : La masjidun ussisa alat taqw min awwali yawmin (Sungguh masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama).

Kata Awwali Yawmin bukan semata-mata maknanya 'hari pertama' secara mutlak. Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa makna kata Awwali Yawmin pada surat al-Taubah ayat 108 tersebut berarti hari pertama dimana Rasulullah Saw beribadah dengan nyaman, aman, dan tentram, dan juga hari pertama Rasulullah Saw membangun masjid pertamanya sebagai rumah ibadah. Para sahabat sependapat bahwa hari tersebut merupakan sebagai awal mula penanggalan kalender tahun baru Islam. Dan kita juga sudah memaklumi bahwa Awwali Yawmin (sejak hari pertama) pada ayat tersebut merupakan hari Nabi Saw dan sahabatnya memasuki kota Madinah.

Bangsa Indonesia yang dikenal sebagai bangsa yang penduduknya mayoritas Muslim, menjadikan momentum tahun baru Islam merupakan hal yang begitu penting. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Indonesia hampir mencapai 275,77 Juta jiwa. Dengan jumlah yang terbilang tidak sedikit ini, menjadikan bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang majemuk, memiliki beragam suku, bahasa, adat, dan budaya yang beragam. Sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, bahwa Tahun Baru Islam merupakan momen yang begitu penting. Banyak sekali tradisi masyarakat dalam menyambut sekaligus memperingati Tahun Baru Islam ini. Mulai dari tradisi mubeng beteng, kirab kebo dan pusaka, upacara tabot, tradisi bubur suro, pawai obor, dan masih banyak lagi.

Mahasiswa KKN UIN SUSKA Riau kelurahan Bagan Besar Timur, mengikuti salah satu perhelatan yang dilakukan oleh masyarakat setempat, tepatnya di masjid al-Amin, RT 08. Adapun tema yang diangkat dalam momentum peringatan Tahun Baru Islam 1445 H oleh pengurus dan Ikatan Remaja masjid al-Amin adalah Dengan Semangat Hijriah, Mari Kita Perkuat Ukhwah Sesama Umat. Segala persiapan yang dilakukan untuk mengadakan perhelatan tersebut yang menjadi perhatian menarik bagi Mahasiswa KKN UIN SUSKA Riau adalah penanaman jiwa Nasionalis terhadap anak-anak oleh Ikatan Remaja Masjid al-Amin melalui kibaran-kibaran bendera merah putih ditengah-tengah kegiatan peringatan tahun baru Islam 1445 H. Begitu pula semangat remaja-remaja yang masih memiliki jiwa gotong royong dan penerapan ukwah yang begitu kuat, membuat acara perhelatan sederhana ini memiliki esensi yang begitu mendalam.

Jiwa Nasionalis dan Sikap Gotong Royong Remaja Masjid Al-Amin Kel. Bagan Besar Timur
Jiwa Nasionalis dan Sikap Gotong Royong Remaja Masjid Al-Amin Kel. Bagan Besar Timur

Ruslan Ismail Mage yang merupakan penulis buku Radikalisme, Demokrasi dan Kemiskinan berpendapat bahwa Tidak satupun agama yang mengajarkan ajaran radikalisme yang kemudian bisa memicu lahirnya teroris. Pemicu utama radikalisme adalah ketidakadilan ekonomi dan hukum. Oleh karena itu, Mahasiswa KKN UIN SUSKA Riau menilai bahwa untuk menciptakan kondisi yang aman, damai, dan sejahtera di bawah keridhoan Allah SWT, semua elemen bangsa, khususnya umat Islam sebagai penduduk mayoritas harus melakukan beberapa hal diantaranya: meningkatkan kesadaran dan jiwa kebangsaan untuk selalu bersatu dalam perbedaan, bersama dalam keragaman dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan meningkatkan jiwa spritual (akidah Islam) sebagai modal pokok dalam melakukan perbaikan. Dalam hal ini mahasiswa KKN UIN SUSKA Riau menilai bahwa kearifan lokal dan nilai-nilai yang telah diterapkan oleh Ikatan Remaja Masjid al-Amin Kelurahan Bagan Besar Timur, Kec. Bukit Kapur, Kota Dumai mesti dilestarikan agar bangsa besar ini bangkit menjadi negara besar yang mandiri secara ekonomi, berdaulat secara politik, dan dihargai secara budaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun