Mohon tunggu...
Brilian Putra
Brilian Putra Mohon Tunggu... -

Brilian Putra adalah nama anak saya. Saya sendiri terlahir di Margomulyo, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati - Jawa Tengah. Alumnus Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian UGM Yogjakarta 1996, Karyawan swasta di sebuah PMA di Jatim

Selanjutnya

Tutup

Money

Stop Makan Cabe... Bisa???

17 Juli 2010   16:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:47 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Hari-hari terakhir ini kita disuguhi berita melonjaknya harga cabe yang ditengarai bisa memicu kenaikan harga-harga bahan makanan yang lain, sehingga bisa meningkatkan angka inflasi.

Perkembangan harga cabe ini memang cukup spektakuler, misalnya untuk cabe merah awal Mei masih dijual dengan harga Rp 13.000, tetapi sekarang bisa mencapai Rp 40.000 - Rp 50.000 didaerah Surabaya dan sekitarnya ( Surya, July.17.2010).

Sebagian besar masyarakat kita memang hampir tidak bisa dipisahkan dengan cabe dalam menu makanan sehari-hari. Bahkan cabe juga sering kita pakai sebagai lalapan saat menyantap makanan tertentu, seperti nasi goreng, mie goreng dan jenis makanan lain yang merupakan makanan sehari-hari masyarakat kita.

Manfaat Cabe dalam makanan kita

Cabe (Capsicum sp).  Rasanya yang pedas dan panas (mengandung alkaloid atsiri) dapat menambah nafsu makan, meluruhkan keringat, air liur dan air seni, meredakan demam, sakit kepala, influenza dan sebagainya. Cabe atau lombok mengandung indole yang terbukti bisa memerangi gejala kanker dengan cara mendeaktivasi hormon estrogen. Biji cabe yang biasanya ikut dikonsumsi kaya akan solanine, solamidine, solamargine, solasodine, dan solasomine yang dapat berkhasiat menyembuhkan rematik dan rasa sakit atau pegal-pegal akibat kedinginan pada saat musim dingin (frostbite). Kandungan alkaloid, kapsaisin, capsantin, carotenoid,  dalam biji cabe juga berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit bisul, peluruh keringat dan diuretik alami (peluruh kencing), serta melancarkan peredaran darah.  Kandungan vitamin A dan C yang terkandung di dalam buah dan biji cabe berfungsi sebagai antioksidan yang baik untuk regenerasi sel kulit dan juga mengobati penyakit sariawan.  Dibandingkan cabai merah dan cabai keriting, cabai rawit lebih kaya vitamin A dan C, khususnya yang sudah matang dan berwarna merah. Kedua vitamin tersebut menunjang kekebalan tubuh dan mempertahankan kekenyalan kulit, karena vitamin C mudah rusak jika di masak. Cabai rawit sebaiknya di makan mentah.  Rasa pedas cabai di sebabkan senyawa kapsaisin pada “urat biji “ yang berwarna putih.  Kapsaisin berkhasiat membangkitkan nafsu makan dan mengatasi gangguan pencernaan, khususnya perut kembung dan masuk angin. Cabe juga dapat menghilangkan nyeri-nyeri seperti misalnya penyakit sakit kepala.  Senyawa kapsaisin yang terkandung dalam cabe, juga bersifat antigumpal yang membuat cabai dapat mencegah penyumbatan pembuluh darah (arterosklerosis). Karena itu cabe bermanfaat bagi penderita kelebihan kadar  kolesterol / trigliserida.  Cabe juga dipercaya dapat mengurangi resiko terkena penyakit katarak, stroke dan serangan jantung.

Kalau membaca manfaat cabe bagi tubuh ( mungkin belum pernah kita sadari selama ini ), ternyata dengan mengkonsumsi cabe, berpengaruh positif terhadap kesehatan kita.

Terlepas dari kelangkaan cabe ini, mungkin ada sebagian diantara kita yang tak habis pikir, sebagai negara agraris yang mendapatkan sinar matahari sepanjang hari dengan tanah yang subur ternyata masih biasa terjadi di negara kita. Pernah kita dengar kelangkaan komoditas pertanian yang lainnya. Kedelai, Jagung, cabe, dan beberapa komoditas lain kadang langka di negeri agraris ini. Salah uruskah pertanian kita sehingga kita harus impor kedelai, impor jagung, dan impor komoditas pertanian lainnya yang sebetulnya bisa kita budidayakan di tanah kita?

Yang untung siapa?

Kalau melihat kenaikan harga cabe yang sudah tidak rasional ini, memang perlu dilakukan penelitian lebih lanjut siapa yang diuntunkan. Petani cabe, atau para pedagang dan spekulan. Kalau yang diuntungkan adalah petani, tentu ini merupakan berkah, tetapi kalau yang diuntunkan adalah para spekulan tentunya ini merupakan tantangan bagi pemerintah untuk segera mengatasinya.

Alasan yang mengemuka yang dituding sebagai penyebab kelangkaan cabe adalah kondisi cuaca yang sulit diprediksi, terutama hujan yang masih terjadi di musim kemarau, yang secara teori bisa mengganggu produksi cabe. Dalam kondisi cuaca yang tidak menentu, dengan curah hujan yang masih tinggi, memang bisa menyebabkan produktivitas cabe turun, yang menurut berbagai pihak penurunan produktivitas ini bisa mencapai hampir 40-50%.

Peluang Budidaya Cabe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun