Di Penginapan Menunggu Pagi
Dalam ruang renjana yang hanya bercahaya kunang kunang kota :
Nay,
Aku hanya mau mendengar kau terus mendesah melepas dendam asmaramu, tidak yang lain
Telah aku persilakan raga sebagai lampias luka jikalau kau mau sampai pagi,nanti dan lagi
Nay,kita hanya bisa membujuk agarTuhan  membuka tangan restunya  menerima aku dan kau sebagai takdir
Jalan yang akan mengantar kita menguban bersama.
Nay,
"Jangan lari lagi,nay"
Tak pernah terucap walau saling tatap ,pun rapat hangat :rasasia kau dan aku
Kemuning SOLO Â 30 Mei 2020
Amir KOBOY
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H