Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Toilet Kotor di Kantor Pemerintah

22 November 2014   05:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:09 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah seharusnya menjadi contoh yang baik bagi masyarakat dalam segala hal. Salah satunya adalah dalam menjaga kebersihan di kantor pemerintah terlebih khusus toiletnya. Toilet yang bersih bisa jadi mencerminkan birokrasi yang memberikan pelayanan yang baik. Demikian sebaliknya, toilet yang kotor dan bau sangat mungkin adalah pertanda birokrasi yang tidak memberikan pelayanan yang baik.

Jaman modern sekarang ini, toilet bukan lagi sekadar tempat membuang kotoran. Akan tetapi juga sering menjadi tempat untuk merapikan dan kadangkala menjadi tempat untuk menenangkan diri dalam waktu singkat. Toilet pun bisa dikatakan sebagai tempat yang bersifat pribadi atau personal. Oleh sebab itu, toilet yang bersih adalah sebuah keharusan, termasuk di kantor-kantor pemerintah.

Setiap berkunjung ke kantor pemerintah, saya selalu mendatangi toilet (laki-laki/pria) walaupun tidak dalam keadaan akan menggunakan toilet tersebut (ingin bab atau bak). Hal ini karena rasa penasaran ingin tahu bagaimana kebersihan/kenyamanannya. Ternyata toilet di kantor pemerintah berbeda-beda, ada yang sangat bersih dan wangi, ada yang biasa saja namun relatif bersih, ada yang kurang bersih, bahkan ada juga yang kotor, remang-remang dan bau. Sayangnya saya seringkali menemukan toilet yang kotor di kantor-kantor pemerintah. Kebetulan juga pelayanan di kantor-kantor tersebut ternyata kurang baik, antara lain tidak transparan baik prosedur, kapan selesainya dan biaya yang harus dibayar.

Saat ada keperluan di toilet (bab, bak atau sekadar hendak mencuci tangan), bila mendapati yang kotor dan bau, maka saya akan berusaha menahannya agar tidak menggunakan toilet tersebut. Kecuali bila memang kondisi darurat karena tidak dapat ditahan lagi. Bila masih bisa ditahan, lebih baik mencari toilet lain yang lebih bersih. Daripada menggunakan toilet yang kotor dan bau, bahkan berpotensi menjadi tempat penularan penyakit.

Agak aneh bila terdapat toilet yang kotor (jorok) di kantor pemerintah. Hal ini menunjukkan tidak adanya kepedulian terhadap kebersihan sehingga manajemen kantor tidak menganggap penting kebersihan toiletnya. Juga bisa jadi menunjukkan perilaku jorok para pegawai di kantor pemerintah tersebut, mungkin kurang bersih menyiram sisa-sisa peninggalannya atau bahkan tidak menyiramnya sama sekali. Jangan-jangan banyak pegawainya yang tidak membersihkan diri sehabis bab atau bak. Tiba-tiba saya merasa geli membayangkan pegawai yang melayani masyarakat dengan tangan yang tidak dicuci bersih apalagi sampai harus berjabat tangan (wew jijay tingkat tinggi...).

Padahal setiap instansi pemerintah mendapatkan alokasi dana untuk pemeliharaan kantor yang salahsatu komponennya adalah untuk toilet. Juga terdapat alokasi dana untuk membayar petugas pembersih (cleaning service) yang bisa ditugaskan untuk membersihkan toilet secara rutin/berkala setiap harinya. Sangat jarang saya menemui di kantor pemerintah, ada petugas kebersihan yang khusus membersihkan toilet setiap waktu. Berjaga di dekat toilet dan memastikan kebersihan toilet setiap ada yang selesai menggunakannya. Seperti yang sering ditemui di hotel-hotel ataupun bandara udara.

Entah ada hubungannya atau tidak, diantara beberapa (tidak begitu banyak) kantor pemerintah yang toiletnya bersih bahkan sangat bersih, biasanya adalah kantor-kantor yang telah melaksanakan reformasi birokrasi dengan baik dan telah mendapatkan pengakuan dari masyarakat. Kebetulan salah satu kantor yang pernah saya kunjungi dan mendapatkan toilet yang sangat bersih adalah Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Apakah hal ini menggambarkan birokrasinya yang bersih, profesional dan melayani dengan baik? Silahkan masyarakat menilainya sendiri. Silahkan pula masing-masing birokrasi menilai kantor nya masing-masing. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun