Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Mudahnya Tambal Ban Tubeless Sendiri

14 November 2015   12:49 Diperbarui: 12 Juli 2017   10:43 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepeda motor memakai ban tubeless (tanpa ban dalam) memiliki beberapa kelebihan. Salah satunya adalah ban tidak langsung kempes atau gembos kala tertusuk paku atau benda tajam lainnya. Ada cairan yang akan menutupi kebocoran sehingga kita bisa tetap melanjutkan perjalanan. Saat sudah sampai atau sudah menemui tukang tambal ban, barulah ban bisa ditambal.

Namun sayangnya, saat ini tukang tambal ban menambal ban tubeless yang berakibat pada ban tidak tahan lama. Ban kembali ditusuk dengan alat yang lebih besar (sebesar kelingking) untuk dimasukkan karet penambal ban. Hal ini membuat terjadinya rongga yang lebih besar sehingga udara dalam ban dapat merambat keluar. Makin sering ban ditambal maka jumlah udara di dalam ban tidak akan bisa lagi mencapai standard. Ban terus-terusan akan kurang angin walaupun tidak sampai gembos. Akibatnya perjalanan menjadi kurang nyaman dan bahkan kurang aman akibat ban yang tidak berisi udara sesuai standard.

Ban tubeless sepeda motor saya pernah mengalami hal tersebut. Setelah ditambal tiga kali, ban terus-terusan kurang angin. Walaupun sudah ditambah angin, tidak lama kemudian agak kempes kembali. Akhirnya terpaksa mengganti ban tubeless baru yang harganya lumayan mahal.

Akhirnya setelah beberapa bulan, ban tubeless baru sepeda motor saya bocor juga. Namun tetap bisa dipakai karena bocornya bisa dikurangi oleh efek cairan yang menutupinya. Saya tetap bertekad tidak menggunakan jasa tukang tambal ban karena metode yang dipakai ternyata mempercepat kerusakan ban tubeless. Saya pun menambalnya sendiri dengan menggunakan peralatan sederhana yaitu: tank jepit, obeng pipih, karet (bisa dari sandal karet bekas atau ban bekas), dan lem yang harganya sepuluhribuan. Kebetulan di rumah ada pompa tangan yang biasa dipakai untuk sepeda anak, yang juga bisa dipakai memompa ban sepeda motor.

Lokasi pada ban tubeless yang bocor bisa diketahui dari adanya cairan lengket yang keluar dari ban, atau adanya gelembung busa yang keluar saat dilumuri air sabun, atau adanya bunyi udara keluar saat ban di dipompa maksimal, atau juga terlihat benda yang menancap di ban. Bila ada yang menancap, kempeskan ban terlebih dahulu lalu cabut dengan tang. Bersihkan permukaan ban yang bocor. Pastikan tidak ada benda asing lagi di dalam lubang ban yang bocor. Obeng pipih dapat digunakan untuk mengorek ban untuk melihat ada tidaknya paku atau batu yang masih menancap.

Posisikan posisi yang bocor berada di atas agar lem bisa segera masuk dan meresap. Masukkan lem ke dalam lubang yang bocor. Bila masih terlihat berlubang, bisa ditambal dengan karet bekas yang telah dilumuri lem. Pastikan lem telah kering sebelum mengisi ban dengan angin. Waktu yang diperlukan kira-kira 15 menit. Untuk mempercepat lem kering bisa dilakukan dengan mengipas atau meniupnya. Setelah kering, isi ban dengan angin dan periksa lagi apakah masih terjadi kebocoran. Bila masih bocor, maka ulangi lagi proses pengeleman dengan lebih dalam di tempat yang bocor lalu ditutup dengan karet bekas. Bila tidak ada pompa tangan, maka bila sudah ditambal tinggal didorong ke pompa ban terdekat.

Dengan menambal seperti ini, ban tubeless akan lebih awet dan tidak cepat rusak. Andai saja tukang tambal ban menerapkan prosedur penambalan ban tubeles seperti ini, tanpa harus membuat lubang lebih besar. Waktu yang diperlukan pun relatif sama seperti menambal ban dalam yang bocor atau mengganti ban dalam.

Selamat mencobanya. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun