Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Mengajarkan Anak Tidak Malu Pada Diri Sendiri

1 November 2015   19:28 Diperbarui: 1 November 2015   19:28 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Orang dewasa yang menggunakan sepeda lipat kecil"][/caption]

Setiap hari minggu, saya bersama anak pergi ke kolam renang. Kadang kami menggunakan sepeda motor atau naik sepeda saja. Saya mengemudi sedangkan anak yang dibonceng.

Tetapi hari ini saya putuskan kami berdua naik sepeda sendiri-sendiri saja. Hal ini dengan pertimbangan agar naik sepeda bisa menjadi semacam pemanasan sebelum berenang. Jarak kolam renang dari rumah sekitar dua kilometer, dengan demikian saat sampai tubuh sudah relatif banyak bergerak. Tinggal melakukan peregangan maka berenang pun dapat segera dilakukan dengan aman dan nyaman.

Kebetulan terdapat dua sepeda di rumah. Satu sepeda dengan ukuran roda 24 yang biasa dipakai anak saya ke sekolah dan kegiatannya sehari-hari. Satu sepeda lagi sepeda lipat dengan ukuran roda 16 kepunyaan adiknya.

Saya sejak awal memang berniat memakai sepeda lipat karena setang dan tempat duduknya yang bisa disesuaikan ketinggiannya. Namun anak saya menyarankan agar saya memakai sepedanya yang lebih besar dan dia saja yang menggunakan sepeda yang lebih kecil. Menurutnya tidak pantas saya menggunakan sepeda yang lebih kecil.

Saya senang dengan sikapnya tersebut yang menunjukkan penghormatan pada orang tua sehingga membiarkan sepeda miliknya untuk saya gunakan. Namun saya punya rencana lain. Saya ingin mengajarkannya sesuatu hal dalam perjalanan nanti.

[caption caption="sepeda kecil yang membuat saya ditertawakan :) (dokpri)"]

[/caption]

Kami pun bersepeda bersama menuju kolam renang. Tidak lama kemudian kami melewati beberapa anak-anak yang sedang bermain di jalananan. Anak-anak tersebut tertawa sambil menunjuk-nunjuk ke arah saya. Rupanya mereka mentertawakan saya yang dianggap lucu karena menggunakan sepeda yang ukurannya kecil, ukuran sepeda anak-anak. Beberapa orang dewasa pun terlihat memperhatikan saya, ada yang sambil tersenyum.

Namun saya tetap cuek saja bersepeda. Saya tidak perduli dengan tertawaan anak-anak tadi dan pandangan aneh dari beberapa orang di jalanan. Mendekati lokasi kolam renang di mana jalanan relatif sepi, saya mendekati anak dan mengajaknya berdiskusi.

Kamu lihat tadi dijalanan? Orang-orang memperhatikan ayah yang menggunakan sepeda kecil ini. Beberapa anak malah mentertawakan ayah. Namun ayah tetap cuek saja tidak memperdulikan mereka. Kita tidak perlu malu terhadap apa yang kita punya dan apa yang kita gunakan. Yang penting apa yang kita lakukan tidak mengganggu dan merugikan orang lain.

Justru mereka yang menganggap ayah aneh dan mentertawai, adalah orang-orang yang memiliki sikap tidak terpuji yang tidak boleh ditiru. Mereka menganggap orang lain lebih rendah sehingga pantas dihina dan ditertawai hanya gara-gara apa yang dipakainya dianggap aneh atau tidak bagus. Padahal yang orang lain lakukan sama sekali tidak mengganggu dan merugikan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun