Harga BBM Subsidi tidak perlu naik, asalkan:
- Mereka orang-orang mampu dan berpendidikan, minimal yang bisa membaca mengerti dan memahami arti himbauan pemerintah bahwa “BBM bersubsidi diperuntukkan bagi golongan masyarakat tidak mampu”. Mereka yang mengerti dan memahami tentulah akan berusaha melaksanakan himbauan tersebut. Kecuali mereka yang tidak mau peduli. Ah, saya lupa. Bukankah ketidakpedulian sudah menjadi budaya di negara ini? Jangankan himbauan, undang-undang dan peraturan yang jelas sanksi dan hukumannya pun diabaikan. Bahkan ajaran agama yang dianutnya pun hanya dituruti untuk hal-hal yang menguntungkan. :)
- Mereka orang-orang dari golongan ekonomi menengah ke atas, yang mampu membeli kendaraan pribadi berharga jutaan hingga ratusan juta baik sepeda motor maupun mobil, bahkan sampai beberapa buah kendaraan, malu menggunakan BBM bersubsidi seharga Rp6.500 per liter.
- Para abdi negara, PNS, TNI dan POLRI beserta keluarganya baik pejabat maupun staff biasa mau melaksanakan himbauan dari negara untuk tidak menggunakan BBM bersubsidi. Ada sekitar lima juta abdi negara di Republik Indonesia. Bila mereka semua beserta keluarganya tidak menggunakan BBM bersubsidi, berapa banyak uang negara yang bisa dihemat? Apalagi para abdi negara mendapatkan penghasilan dan fasilitas dari rakyat yang relatif baik dan terus meningkat, mengapa masih tega juga menggunakan BBM bersubsidi yang diperuntukkan untuk rakyat miskin dan tidak mampu? Sayangnya, bukan hanya banyak abdi negara yang tidak mau melaksanakan himbauan dari negara, malah cukup banyak oknum-oknum yang justru mengambil keuntungan dari murahnya harga BBM bersubsidi. Entah dengan memanipulasi pembelian BBM keperluan dinas, membantu penyalahgunaan alokasi BBM bersubdisi, hingga menjadi penyelundup BBM bersubsidi ke luar negeri.
Terlalu banyak masalah di negara ini yang berlarut-larut dikarenakan ketidakpedulian masyarakatnya sendiri bahkan ketidakpedulian para abdi negaranya. Lihatlah lalu lintas yang begitu kacau dan carut marut, korupsi yang makin merajalela, sampah dibuang sembarangan, hutan-hutan digunduli, fasilitas umum dirusak dan banyak lagi akibat dari ketidakpedulian tersebut. Uniknya, ketidakpedulian tersebut dibungkus dengan aneka argumentasi dan pembenaran. Dalil-dalil agama pun dikemukakan, padahal agama paling kental menganjurkan untuk saling perduli pada sesama khususnya pada yang lemah dan tidak mampu.
Ingin agar harga BBM bersubsidi tidak naik? Maka masyarakat mampu di negara ini yang mencapai 70% dari jumlah penduduk, JANGAN memakai BBM bersubsidi. Biarkan BBM bersubsidi berharga murah itu digunakan masyarakat tidak mampu untuk angkutan umum, untuk nelayan kecil, untuk tukang ojek dan golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah. Solusi yang mudah bukan? Tapi maukan kita? Pedulikah kita?
---
Bagi yang ingin membantu negara, Pengguna BBM Non Subsidi, silahkan bergabung di group ini: Abdi Negara Bersama Masyarakat Pengguna BBM Non Subsidi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H