Hari ini, dalam pesawat di perjalanan ke tempat tugas, saya mendapatkan pengalaman yang sangat menjengkelkan. Membaca majalah terbitan maskapai sudah menjadi kebiasaan untuk membunuh waktu selama perjalanan. Hal ini membantu menghilangkan rasa bosan sekaligus bisa mendapatkan pengetahuan baru dari artikel-artikel yang menarik.
Saat hendak mengambil majalah yang diselipkan di tempat khusus di belakang kursi penumpang, saya tersentak karena jari-jari saya memegang sesuatu yang sangat lengket. Setelah saya lihat, rupanya permen karet bekas yang menempel di majalah. Rupanya ada penumpang sebelumnya yang sengaja melakukan perbuatan menjijikkan tersebut.
Rasa jijik membuat membuat emosi saya meningkat. Tapi segera saya berusaha mengendalikan emosi. Mau marah juga percuma, karena tidak tahu siapa pelakunya. Yang jelas, hal tersebut adalah salah satu contoh perbuatan penumpang yang jorok, tidak taat aturan dan mau seenaknya sendiri. Penumpang yang tidak peduli jika perbuatannya akan sangat merugikan orang atau pihak lain.
Peristiwa yang baru saja saya alami tersebut, hanyalah salah satu dari banyaknya perilaku penumpang angkutan umum atau transportasi massal yang tidak terpuji. Perilaku ini terjadi di semua moda transportasi. Dan di artikel ini yang saya bahas adalah pada transportasi pesawat terbang.
Tidak mau antre
Entah sampai kapan antre menjadi budaya masyarakat kita. Selalu saja banyak penumpang yang tidak mau sabar antri dengan tertib baik saat boarding menuju pesawat maupun ketika masuk ke dalam pesawat. Seolah kegiatan tersebut adalah perlombaan, siapa yang cepat dia yang juara dan mendapatkan penghargaan.
Saya perhatikan, kebanyakan mereka yang tidak sabaran tersebut karena ingin duluan menyimpan barang-barang bawaannya di bagasi kabin atas. Ada yang memang karena barang bawaannya lebih banyak. Ada juga yang takut tidak kebagian bagasi kabin atas karena keduluan penumpang lainnya ataupun penumpang yang membawa banyak barang.
Sikap seperti ini makin menjadi pada maskapai yang memberlakukan bagasi tercatat berbayar. Tak jarang ada penumpang yang barangnya tidak bisa disimpan di bagasi atas. Juga tidak bisa disimpan di bagasi bawah tempat duduk karena ukurannya yang besar.
Akhirnya seringkali awak kabin terpaksa harus menyimpan barang-barang tersebut di tempat khusus atau bahkan ditempatkan bersama bagasi tercatat. Hal ini tentu saja merepotkan dan memakan waktu lebih lama sehingga pesawat tak bisa berangkat tepat waktu.
Perilaku ini makin sering terjadi pada maskapai yang memberlakukan bagasi tercatat berbayar. Banyak penumpang yang membawa banyak barang namun tidak mau membayar bagasi tercatat. Barang-barang yang banyak tersebut dibawa semua ke dalam pesawat untuk disimpan di bagasi kabin atas.
Akibatnya ada beberapa penumpang yang tidak kebagian tempat untuk menyimpan barangnya, walaupun hanya membawa satu atau dua tas. Juga tidak bisa disimpan di bawah kursi karena barang/tas ukurannya lebih besar dari ruang yang tersedia.Â
Cukup banyak penumpang yang duduk seenaknya sehingga mengganggu kenyamanan penumpang lain di sebelahnya. Saya beberapa kali bersebelahan dengan penumpang yang menaikkan kaki ke kursi hingga bersila di kursi. Ada juga yang menyandarkan kakinya ke ke kaki penumpang di sebelahnya, atau menjulurkan kakinya ke ruang penumpang di sebelahnya.