Hari Idul Fitri adalah salah satu Hari Istimewa dalam keluarga. Pagi hari diawali dengan  melaksanakan sholat Id dan bersalam-salaman dengan jamaah yang juga merupakan tetangga. Setelahnya keluarga berkumpul di rumah untuk saling bermaaf-maafan.
Suasana haru yang kadang berurai air mata selalu mewarnai prosesi maaf-maafan keluarga di rumah. Kemudian berlanjut dengan makan bersama yang penuh kehangatan dan kemesraan. Berikutnya bersantai bersama di ruang tamu sambil bersiap menyambut kedatangan tamu yang datang bersilaturahim.
Saat itulah anak-anak akan menyalakan televisi dan menonton Film Upin dan Ipin yang diputar oleh stasiun televisi swasta. Film Upin dan Ipin tentang perayaan Idul Fitri yang terjadi dalam masyarakat yang majemuk namun penuh persahabatan dan harmoni. Ada Mei Mei dan Koh Ah Tong yang Tionghoa penganut Konghucu, ada Jarjit Sing yang India beragama Sikh, Ada Uncle Muhto yang beragama Hindu, dan tentu saja Upin, Ipin, Mail, Fizi, dan lainnya yang beragama Islam.
Film yang sama selalu diputar berulang saat libur lebaran. Namun anak-anak tak pernah bosan menontonnya dengan antusias. Sampai-sampai hapal adegan-adegan dan dialog-dialognya. Saya dan Istri pun tak mau ketinggalan ikut menonton bersama anak-anak.
Menonton film Upin Ipin bertemakan lebaran di televisi adalah hiburan keluarga yang murah meriah. Tidak perlu bersusah payah ke bioskop dan otomatis gratis pula. Namun tetap saja mampu memberikan warna positif dalam setiap hari lebaran.
Ada nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika yang kental terasa. Dimana masyarakat yang berbeda-beda suku, budaya, agama dan kepercayaan begitu padu dalam harmoni bersatu. Saling asih dan asuh serta peduli satu sama lainnya. Tidak ada tindakan yang saling mencaci apalagi saling menyakiti hingga berkelahi.  Â
Ah, saya jadi teringat di jaman dahulu kala. Saat masih kanak-kanak di waktu yang sama yaitu lebaran setelah sebulan penuh berpuasa. Satu-satunya siaran televisi yaitu TVRI pasti menayangkan Film si Unyil yang bertemakan Idul Fitri. Situasinya pun persis sama dengan peran-peran yang majemuk, berbagai latar belakang suku dan agama, namun begitu harmoni dan saling menjaga.
Kini Indonesia kita seringkali diuji dengan situasi yang kental dengan sikap intoleransi. Dimana ada pihak-pihak tertentu yang tak sungkan menyakiti pihak lain yang berbeda agama dan keyakinan. Seolah perbedaan itu adalah persaingan bahkan ancaman.
Menonton Upin Ipin bertemakan lebaran membuat hati kembali dipenuhi dengan rasa persaudaraan untuk mewujudkan kedamaian. Kita semua manusia ciptaan Tuhan ditakdirkan untuk berbeda-beda satu sama lainnya. Namun hakekatnya adalah saudara yang saling melengkapi dan mewarnai. Semoga generasi masa depan Indonesia tetap teguh dengan semangat Pancasila dalam persatuan Bhinneka Tunggal Ika. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H