Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Berpesta Demokrasi di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara

17 April 2019   11:30 Diperbarui: 17 April 2019   12:58 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reportase Pemilu 2019 di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara (dokumentasi pribadi)

Pesta Demokrasi atau Pemilu tahun 2019, saya berada di Pulau Muna Provinsi Sulawesi Tenggara, tepatnya di Kota Raha, Kabupaten Muna. Ini adalah Pesta Demokrasi yang kesekian kalinya yang saya alami di wilayah yang berbeda-beda di Nusantara tercinta. Pastinya semua memberi warna dan sensasi berbeda sesuai kekhasan daerah atau wilayah masing-masing.

TPS di bawah naungan Pohon Kelapa (dokpri)
TPS di bawah naungan Pohon Kelapa (dokpri)
Sekitar jam delapan pagi Waktu Indonesia Tengah (WITA) atau jam tujuh Waktu Indonesia Barat (WIBA), saya sudah meluncur ke TPS terdekat. Meskipun masih pagi, tampak TPS sudah ramai dengan pengunjung dan mulai melakukan pemungutan suara. Pemungutan suara berlangsung tenang, aman dan lancar. Tidak ada gejolak ataupun orang yang marah-marah.

Hansip siaga menjaga keamanan TPS (dokpri)
Hansip siaga menjaga keamanan TPS (dokpri)
TPS dijaga oleh berbagai komponen seperti aparat, hansip, pemuda dan masyarakat setempat. Beberapa kali saya menemukan masyarakat yang kebingungan dengan tempatnya mencoblos. 

Berkat kesigapan panitia, penjaga dan petunjuk dari masyarakat, pihak yang kebingungan segera mendapat kejelasan tempat yang dituju. Hal ini utamanya terjadi di lokasi yang sama namun terdapat beberapa TPS. Misalnya lokasi pencoblosan di sebuah sekolah dasar negeri yang ruang kelasnya dibuat menjadi 3 hingga 4 TPS.

Cukup puas mengamati pencoblosan di daerah perkotaan, saya bergegas menuju jalanan yang arahnya menuju ke daerah perkampungan nelayan. Saya penasaran ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan pencoblosan di daerah lain yang suasananya berbeda. Perjalanan saya disuguhi dengan pemandangan indah laut dan keunikan rumah-rumah nelayan yang berada di atas air.

Mencoblos diiringi debur ombak di TPS pinggir laut (dokpri).
Mencoblos diiringi debur ombak di TPS pinggir laut (dokpri).
Mungkin karena penduduknya relatif tidak banyak dan waktu pendaftaran pencoblosan yang masih panjang (hingga jam 12 siang), terlihat banyak masyarakat yang masih sibuk dengan aktivitasnya. Bahkan ada banyak masyarakat yang berkumpul dan bersantai di pantai hingga berenang menikmati matahari pagi yang bersinar ramah. Beberapa yang saya tanya, menyatakan tetap akan datang ke TPS karena waktunya yang masih panjang.

TPS di perkampungan nelayan menggunakan tenda-tenda yang biasa dipakai saat ada hajatan seperti pesta pernikahan. Warna biru tenda sangat mencolok dan menjadi pusat perhatian orang-orang yang lewat. Ada sekitar dua puluhan TPS yang saya perhatikan selama kurang lebih 2 jam perjalanan. Di beberapa TPS saya berhenti sejenak untuk mengabadikan beberapa gambar yang menarik dari aktivitas masyarakat.

TPS di pinggir jalanan yang belum diaspal (dokpri).
TPS di pinggir jalanan yang belum diaspal (dokpri).
Masyarakat tampak antusias dan gembira melakukan pencoblosan. Gaya dan dandanan mereka, utamanya para wanita dan lebih khusus lagi para emak-emak terlihat tidak jauh beda seperti saat datang ke undangan pesta perkawinan. 

Tampak jelas masyarakat di Pulau Muna menikmati pesta demokrasi layaknya pesta seperti biasanya. Berpakaian bagus, berdandan dan memakai perhiasan, dan tak lupa saling senyum hingga bercengkrama satu sama lainnya.

Selamat berpesta Indonesia. Semoga Tuhan memberikan yang terbaik untuk Indonesia.

Antusias masyarakat nelayan di TPS (dokpri).
Antusias masyarakat nelayan di TPS (dokpri).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun