Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Pandang Bulu dalam Mengutuk Terorisme

16 Maret 2019   20:03 Diperbarui: 16 Maret 2019   22:31 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membenci dan mengutuk terorisme janganlah karena merasa korbannya memiliki kesamaan dengan diri sendiri atau kelompoknya. Bencilah terorisme karena kemanusiaan yang adil dan beradab. Bencilah terorisme karena ajaran agama manapun di dunia ini melarang terorisme.

Jika benar membenci terorisme, maka pastilah juga benci dengan intoleransi dan pelanggaran HAM. Bila sungguh membenci terorisme, maka tak akan mendiskriminasi pihak lainnya karena perbedaan agama, paham, pendapat ataupun pilihan politik.

Terorisme adalah puncak dari sikap intoleran dan perilaku diskriminasi rasis SARA. Mereka yang demikian, sangat mudah dihasud dengan berbagai ketakutan-ketakutan yang sekilas masuk akal. Apalagi jika dibumbui dengan berbagai hal seperti agama, politik, ekonomi, ketidakadilan dan sebagainya, maka kemunculan terorisme tinggal menunggu waktu saja.

Terorisme di Selandia Baru yang menargetkan warga muslim di dalam Masjid, didasari oleh ketakutan pada imigran yang beragama Islam. Ketakutan tersebut sangat mirip dengan ketakutan yang sedang digembar-gemborkan di Indonesia saat ini. Antara lain ketakutan pada Warga Negara China yang bekerja di Indonesia, dan ketakutan bahwa pihak tertentu di Indonesia adalah anti Islam yang akan melegalkan LGBT, melarang adzan, melarang jilbab dan semacamnya.

Dan ingat! Baru-baru ini di Indonesia, di Negara kita sendiri, terjadi aksi terorisme yang dilakukan oleh seorang wanita. Ia meledakkan dirinya di rumah menggunakan bom rakitan. Kejadian tersebut juga turut membunuh anaknya sendiri. Tentu saja para tetangga dan lingkungan sekitarpun tak luput dari mendapatkan kesusahan dan kerugian. Alhamdulillah POLRI berhasil mendeteksinya sebelum aksi terorisme terjadi di tempat umum yang bisa mengorbankan dan merugikan sangat banyak pihak yang tidak bersalah.

Mari kita kutuk semua terorisme di dunia ini. Namun kita juga harus waspada dengan (potensi) terorisme di tanah air sendiri. Lawan terorisme dengan melawan perilaku intoleransi yang merupakan bibit-bibit terorisme.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun