Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Anak-anak yang Kini Bisa Lebih Menikmati Laut di Kampung Halamannya

21 Januari 2019   08:42 Diperbarui: 21 Januari 2019   08:59 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir tiap hari saya berenang di laut. Saat yang sama saya melihat anak-anak yang berenang di laut dengan gembira. Tampak sekali mereka adalah perenang alami. 

Meskipun secara teknik renang kurang baik, namun mereka sangat kuat berenang. Mereka berani melompat dari ketinggian lima meter meskipun ada batu-batu karang dibawahnya. Salah melompat, bisa fatal akibatnya. Anak-anak ini tidak mengenal rasa takut.

Saya senang memperhatikan anak-anak tersebut berenang. Kebahagiaan mereka berenang di lautan sama dengan kebahagiaan yang saya rasakan. Sayangnya anak-anak ini berenang tanpa menggunakan kacamata renang. 

Akibatnya mereka berusaha agar mata tidak terkena air laut karena akan membuat perih dan iritasi. Mereka berenang dengan menegakkan kepala. Hal ini tentu membuat cepat lelah. 

Apalagi tanpa kacamata renang, anak-anak tersebut tidak bisa leluasa melihat langsung ikan-ikan dan terumbu karang yang ada di dalam atau dasar laut. Sangat disayangkan, anak-anak tersebut tidak bisa maksimal mengenali dan menikmati laut di kampung halamannya sendiri.

"Adik, tidak sakit kah matamu kalau kena air laut?" Saya basa-basi bertanya pada seorang anak yang mengusap-usap matanya akibat terkena air laut. "Sakit sekali Om!" Jawabnya sambil senyum meringis. "Kau mau pakai kacamata renangkah?" Tanya saya. "Mau Om. Boleh pinjam kacamatanya?" Si bocah tampak antusias. "Bukan pinjam, saya mau kasih kacamata renang. Maukah?" Saya tegaskan. "Serius om? Gratis? Mau-mau Om!" Ia seolah tak percaya. "Ya sudah, panggil teman-temannya yang belum punya kacamata renang!"

Secepat kilat si anak melompat dan berteriak pada temannya. "Hei teman-teman, ayo sini. Om ini kasih kacamata renang gratis!" "Ah yang benar?" Teriakan temannya masih ragu, namun tetap melangkah mendekat. Sejurus kemudian, anak-anak ramai mendekat. Mereka antri dan tak lama kemudian hampir berebutan karena takut tidak kebagian.

Senyuman dengan kacamata renang baru/dokpri
Senyuman dengan kacamata renang baru/dokpri
Hati saya makin bahagia setelah melihat anak-anak tersebut mencoba, mengepaskan dan memakai kacamata renangnya. Mereka semua langsung melihat ke dasar laut bahkan menyelam dengan kacamata renang yang dipakainya. "Oi... itu banyak ikan di dasar! Makasih ya om!" Teriak mereka kegirangan.

"Om, saya belum dapat kacamatanya! Masih adakah?" Seorang anak menunjukkan wajah penuh harap. Bersamanya ada beberapa anak yang rupanya belum kebagian kacamata renang. "Wah sudah habis adik. Minggu depan ya saya bawakan lagi kacamata renangnya. 

Tapi ingat! Jangan buang sampah di laut. Kalau ada sampah di laut, tolong diambil dan buang ke tempat sampah ya!" Saya sok menasehati. "Iya om" Jawab mereka dengan ekspresi lega. Mereka lalu mendekati teman-temannya yang asyik dengan kacamata renang baru. "Saya pinjam nanti ya!" Dan keceriaan pun makin bergema dari anak-anak Pulau Muna.       


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun