Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Temani Istri Membayar Hutang Puasanya

2 Agustus 2015   06:52 Diperbarui: 12 Agustus 2015   07:07 1256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sumber gambar disini

 

Bulan Puasa telah usai lebih dari dua minggu yang lalu. Kewajiban umat muslim untuk berpuasa sebulan penuh pun telah berakhir. Meskipun demikian, banyak kalangan umat Islam yang tetap melanjutkan kebiasaan berpuasa walaupun tidak terus menerus seperti di bulan puasa. Puasa tersebut adalah puasa sunnah, seperti puasa enam hari di bulan syawal, puasa senin-kamis, puasa pertengahan bulan, puasa daud dan beberapa jenis puasa sunnah lainnya.

Tidak semua umat muslim bisa berpuasa penuh karena berbagai sebab yang tidak dapat dihindarkan. Antara lain karena sakit dan wanita yang sedang mengalami haid (menstruasi). Hal tersebut tidaklah berdosa karena agama Islam memaklumi hal yang demikian. Ibadah dan ajaran agama memang wajib dijalankan, namun tidak selalu berarti mutlak untuk beberapa kondisi tertentu. Juga agama tidak menghendaki umatnya berada dalam kesulitan apalagi sampai membahayakan.

Untuk mereka yang tidak dapat berpuasa di bulan Ramadhan tersebut namun memiliki kemampuan untuk berpuasa, diwajibkan mengganti puasa yang ditinggalkanya di luar bulan Ramadhan. Bagi mereka yang tidak mampu berpuasa karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan lantaran sakit ataupun sudah tua renta, maka diwajibkan membayar fidyah dengan memberikan makanan kepada fakir miskin sebanyak hari puasa yang ditinggalkan.

Bagi mereka yang sudah berumah tangga, biasanya istri dan anak perempuan yang sudah baligh dipastikan tidak bisa melaksanakan puasa sebulan penuh. Alangkah sangat baik bila puasa yang terhutang tersebut segera dibayar. Bila ditunda-tunda, dikhawatirkan jadi lupa bahkan semakin malas lalu menundanya semakin lama. Untuk itulah diperlukan peran dari Suami untuk memberi semangat pada istri dan atau anaknya agar segera melunasi hutang puasa ramadhan.

Para suami harus mengingatkan dan kalau perlu menyuruh istri dan anaknya untuk segera berpuasa dalam rangka membayar hutang puasa ramadhan sebanyak yang ditinggalkan. Alangkah sangat baik bila sang suami juga menemaninya dengan ikut berpuasa. Puasa ini tentu saja puasa sunnah. Apalagi masih dalam bulan syawal ini, sangat dianjurkan oleh agama untuk berpuasa syawal karena keutamaan dan pahalanya yang besar.

Dengan suami ikut berpuasa bersama istri dan anak, maka akan meringankan beban istri yang sedang berpuasa. Istri tidak harus repot dan capek menyiapkan segala keperluan suami terkait makanan dan minumannya. Dengan demikian istri dapat konsentrasi dengan puasanya dan tidak tergoda oleh suami yang sedang tidak berpuasa.

Suami yang ikut berpuasa juga akan meminimkan godaan yang berakibat membatalkan puasa istri di siang hari. Siapa tahu saat siang hari suami pulang ke rumah, saat bertemu istri jadi timbul hasrat. Karena merasa dalam agama melayani suami adalah wajib sedangkan membayar puasa bisa dilain hari, maka bisa jadi si suami menyuruh sang istri untuk membatalkan puasa. Kan jadi kasihan si istri yang sudah menahan lapar sejak pagi, terpaksa harus puasa setengah hari karena ada “permintaan khusus” dari sang suami.

Bila suami, istri dan anak sama-sama berpuasa, maka akan melanjutkan kesyahduan suasana bulan Ramadhan. Sekeluarga tetap bangun sahur, sholat subuh berjamaah dan juga berpuka puasa bersama. Hal ini akan meningkatkan kekompakan dan juga menjadikan keluarga lebih religius walaupun sudah bulan bulan Ramadhan.

Para suami, ayo dukung istri dan anak anda untuk segera berpuasa membayar hutang puasa ramadhan. Jangan malah jadi faktor penghambat khususnya bagi istri yang ingin segera melunasi hutang puasanya. Makin cepat dibayar hutang puasanya makin baik. Apalagi bila suami ikutan berpuasa menemani istri dan anak, maka insya allah akan dapat banyak bonusnya berupa keharmonisan keluarga dan berkah dari Allah. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun