Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Partai Kurang Usaha

26 Januari 2014   08:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:27 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mendekati pemilihan umum (Pemilu) 2014, makin banyak fenomena partai-partai kurang usaha. Partai kurang usaha tak peduli siapa yang menjadi calegnya, tanpa seleksi apalagi fit and proper test, asal comot dan yang penting ada. Caleg diutamakan yang berduit, kerabat dan sanak saudara. Comot sana comot sini, yang cocok dengan birahi pun jadilah. Demi terpenuhinya kuota.

Partai kurang usaha tak peduli apa caranya. Semua boleh dilakukan dan halal-halal saja. Apa yang termudah ya itu saja yang terpikirkan. Pasang iklan disana-sini. Tempel poster kemana-mana dan dimana-mana. Yang penting wajahnya bisa terlihat siapa saja dan dimana saja. Mereka tak sadar dipandang tanpa kekaguman dan harapan, Banyak iklan berisi foto-foto narsisnya yang terjatuh, terinjak-injak, terlindas kendaraan, terkena comberan, dikotori hewan, tanpa ada yang peduli karena memang tak ada manfaat dan untungnya. Malah seringkali merusak pemandangan kota, mengganggu bahkan membahayakan.

Mudah menebak cara berpikirnya partai kurang usaha. Hanya berkutat di persoalan harta, nepotisme dan birahi.

Harta. Siapapun pasti suka dan mau banyak harta. Makin banyak harta makin besar kesempatan terpilih. Suara tinggal beli. Tak perlu takut modal habis terpakai. Bila terpilih modal akan cepat kembali, ditambah keuntungan yang berlipat-lipat.

Nepotisme. Berdalih kepercayaan dan baru permulaan, maka keluarga, kerabat dan sanak saudara dikedepankan. Padahal itu adalah bentuk kurangnya usaha, sehingga tak sanggup mengajak dan meyakinkan sumber daya berkualitas untuk ikut serta. Partai kurang usaha makin kental nepotismenya, tatkala mendapatkan keberuntungan, berhasil menipu jutaan rakyat dengan berbagai janji-janji dan mimpi-mimpi. Partai kurang usaha bermetamorfosa menjadi layaknya raja-raja jaman dahulu kala. Keluarga, kerabat dan sanak saudara bisa langsung jadi bangsawan, walau baru datang dan kiprahnya tak pernah tercatat dalam sejarah perjuangan.

Birahi. Partai kurang usaha selalu sadar bahwa birahi menyimpan banyak potensi. Birahi bisa membuat banyak orang lupa diri. Kedipan, kecupan hingga desahan bisa jadi senjata mematikan. Diskusi dan lobi-lobi menjadi lebih intim sehingga mudah mendapatkan apa yang diinginkan.

Partai kurang usaha bila mendapat keberhasilan, dijamin akan mengalami amnesia. Lupa ingatan terhadap janji-janji yang pernah diberikan, meski atas nama Tuhan. Siapa yang memilih partai kurang usaha dijamin akan mendapat karma. Atas ketidakmauannya menggunakan hati dan pikiran dalam menentukan pilihan. Yang berakibat partai kurang usaha mendapat keberhasilan, lalu menjadi leluasa mengeruk sebesar-besarnya keuntungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun