Pada tanggal 20 Januari 2025, Donald Trump resmi dilantik kembali sebagai Presiden Amerika Serikat. Pelantikan ini menandai kembalinya Trump ke Gedung Putih setelah sebelumnya menjabat pada periode 2017-2021. Dalam pidato pelantikannya, Trump menegaskan komitmennya untuk mengembalikan prioritas nasionalis dan konservatif yang menjadi ciri khas pemerintahannya.
Pembatalan Kebijakan Perubahan Iklim
Salah satu langkah pertama yang diambil Trump adalah membatalkan kebijakan perubahan iklim yang diterapkan oleh pemerintahan sebelumnya. Trump menganggap kebijakan ini sebagai hambatan bagi industri energi Amerika, terutama minyak dan gas. Dengan membatalkan kebijakan ini, Trump berencana memberikan kebebasan lebih besar kepada perusahaan energi untuk beroperasi tanpa beban regulasi ketat. Trump berpendapat bahwa kebijakan perubahan iklim yang diterapkan oleh pemerintahan sebelumnya menghambat pertumbuhan ekonomi dan industri energi Amerika. Dengan membatalkan kebijakan ini, Trump berharap dapat meningkatkan produksi energi domestik dan menciptakan lapangan kerja baru. Namun, langkah ini juga memicu kekhawatiran terkait kerusakan lingkungan dan peningkatan emisi karbon. Trump menyatakan, "Dengan tindakan saya hari ini, kita akan mengakhiri Green New Deal, dan kita akan mencabut mandat kendaraan listrik, menyelamatkan industri otomotif kita, dan menjaga janji suci saya kepada pekerja otomotif Amerika yang hebat".
Kebijakan Imigrasi
Trump juga menandatangani perintah eksekutif yang menyatakan keadaan darurat nasional di perbatasan selatan Amerika Serikat. Langkah ini memungkinkan pengerahan angkatan bersenjata dan Garda Nasional untuk menanggapi masalah imigrasi ilegal. Selain itu, Trump memerintahkan penutupan perbatasan dan menetapkan kartel narkoba serta geng internasional sebagai organisasi teroris asing. Langkah Trump untuk menyatakan keadaan darurat nasional di perbatasan selatan bertujuan untuk mengatasi masalah imigrasi ilegal yang dianggapnya sebagai ancaman bagi keamanan nasional. Dengan menutup perbatasan dan menetapkan kartel narkoba serta geng internasional sebagai organisasi teroris asing, Trump berharap dapat mengurangi kejahatan terkait imigrasi ilegal. Namun, kebijakan ini juga menuai kritik karena dianggap tidak manusiawi dan melanggar hak asasi manusia. Trump menegaskan, "Semua masuk ilegal akan segera dihentikan, dan kita akan memulai proses mengembalikan jutaan dan jutaan alien kriminal ke tempat asal mereka".
Kebijakan Kendaraan Listrik
Trump membatalkan dorongan pemerintahan sebelumnya agar 50 persen dari semua kendaraan baru yang dijual di Amerika Serikat menjadi kendaraan listrik pada tahun 2030. Selain itu, Trump juga diperkirakan akan menghapuskan keringanan pajak kendaraan listrik federal sebesar USD 7.500 dan menarik pendanaan federal untuk pengisi daya kendaraan listrik. Trump berpendapat bahwa konsumen harus memiliki kebebasan untuk memilih jenis kendaraan yang mereka inginkan tanpa adanya tekanan dari pemerintah. Namun, langkah ini juga dikhawatirkan akan menghambat perkembangan teknologi ramah lingkungan dan mengurangi upaya untuk mengatasi perubahan iklim.
Kebijakan Gender
Trump menandatangani perintah eksekutif yang hanya mengakui dua gender, yaitu laki-laki dan perempuan. Pendanaan federal untuk program inklusi dan kesetaraan dihentikan, yang memicu kontroversi di berbagai kalangan. Trump menandatangani perintah eksekutif yang hanya mengakui dua gender dengan alasan untuk mengembalikan nilai-nilai tradisional dan mengurangi pengaruh ideologi progresif. Namun, kebijakan ini memicu kontroversi karena dianggap diskriminatif terhadap kelompok non-biner dan transgender. Banyak pihak yang mengkritik langkah ini sebagai bentuk penolakan terhadap inklusi dan kesetaraan.
Sumber:
Kompas
Kompas
MSN
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI