Indonesia sedang berduka dengan adanya peristiwa kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat pada 29 Oktober 2018. Sebanyak 189 orang yang berada dalam pesawat tersebut menjadi korban dari tragedi yang mengenaskan ini. Duka ini tidak hanya datang kepada keluarga korban jatuhnya pesawat tersebut, namun juga dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Di tengah duka yang sedang kita rasakan ini, masih saja ada oknum-oknum yang memanfaatkan tragedi ini demi kepentingan tertentu. Seorang elit di komisi V DPR RI, berinisial F.
F masih saja memperkeruh duka yang ada dengan menyebarkan hoaks tentang penanganan terhadap korban kecelakaan pesawat tersebut. Dia mengatakan, "Dalam waktu dua jam sejak pukul 07.00 hingga pukul 09.00 seharusnya banyak upaya aksi pencarian dan pertolongan yang sudah dilakukan.Â
Selain itu informasi tentang hilangnya pesawat lambat diinformasikan kepada masyarakat". Sungguh disesuaikan ketika pemerintah sedang berusaha maksimal dan sibuk menangani korban kecelakaan ini, seorang F tega mencuit demikian. Seharusnya beliau sadar bahwa terkait informasi kecelakaan seperti ini, perlu verifikasi dan validasi yang jelas agar informasi tentang kecelakaan benar-benar akurat.Â
Kita tentu tidak ingin sebuah informasi yang belum pasti menggegerkan seantero Indonesia tanpa fakta dan data pasti. Oleh sebab itu pemerintah melalui instansi terkait membutuhkan waktu penyelidikan lebih dalam untuk mm verifikasi kejadian tersebut.
Selain itu, F mengatakan bahwa pemerintah lambat menangani kasus kecelakaan pesawat ini. Masyarakat harus  mengetahui ketika seorang F sedang berselancar di linimasa, disaat yang sama anggota Basarnas melakukan pencarian non stop 24 jam sehari. Sebanyak 60 penyelam handal dari Basarnas dan TNI Al dikerahkan untuk mencari korban kecelakaan pesawat tersebut.Â
Sejauh ini memang tim pencarian masih menemukan puing-puing badan pesawat serta potongan tubuh korban kecelakaan, namun itu sangat berperan besar untuk menuntun tim penyelamat menuju titik utama jatuhnya pesawat. Diperkirakan memang bahwa korban masih banyak yang terjebak di badan utama pesawat sehingga dikerahkan banyak penyelamam untuk mencari badan utama pesawat tersebut.
Ketika F hanya bisa mengkritik tidak jelas dan berceloteh di media, sejumlah instansi saling bekerja sama dan memberikan bantuan. Kepolisian RI dengan cepat mengerahkan delapan buah kapal Polair untuk mencari dan mengevaluasi korban kecelakaan dan didukung dengan 100 personel Polair.Â
Bahkan mereka juga mengirim dua unit alat Remotely Operated Vehicles (ROV) untuk mencari badan kapal serta mendatangkan alat PRS 275 dari Singapura untuk mendeteksi keberadaan pesawat. Namun ditengah perjuangan pemerintah melalui gabungan tim tersebut, masih ada orang yang nyinyir tidak jelas yang memperkeruh rasa duka yang dirasakan oleh bangsa Indonesia.
Rumah sakit Polri bahkan langsung siap sedia membantu menampung evakuasi korban kecelakaan ini. Semua upaya yang dilakukan oleh pihak-pihak diatas hanya bersumber dari satu alasan, yakni mereka semua merasakan duka yang sama dengan keluarga korban. Tidak ada rasa pamrih yang muncul dalam diri mereka ketika diminta membantu pencarian dan evakuasi korban kecelakaan pesawat ini.
Namun, ketika mereka semua sedang bahu membahu melakukan pencarian dan evakuasi, masih saja ada oknum seperti F yang dengan gampang ya mengatakan bahwa penanganan evakuasi lambat.Â