Mohon tunggu...
Amir Nihat
Amir Nihat Mohon Tunggu... -

nihat itu\r\n\r\nNiat\r\nusaHA\r\nsemangAT

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lumbung Kehidupan (Sajak Kehidupan 8)

12 Juni 2013   19:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:08 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Karya Amir Nihat
Wahai kertas yang dicari dan dimaki
engkau putar manusia hingga mati
engkau lenakan jiwa yang berhati
sampai dunia tak bermentari

orang baik bisa hancur karenamu
orang alim bisa rusak karenamu
orang kaya bisa lupa karenamu
orang miskin bisa kafir karenamu

sejatinya kau pelepas gundah gulana
apapun terbeli dan apapun termakan
roda kehidupan bergerak mencarimu
langit harapan bertumpu juga darimu

tetapi apakah rakus bisa mengayakan ???
Sementara dedengkot kapitalis selalu menyerang
tetapi apakah kikir bisa mengayakan ???
Sementara tangan2 keserakahan terus bergoyang

lalu bagaimanakah aku harus memperlakukanmu
rakus dan kikir selalu tak mau berbaur
dan aku menjadi insan yg selalu kabur

kabur dari agama yg menyejukan
kabur dr keluarga yg mengeratkan
akupun kalah dengan kertas2 yg membutakan

tapi perlahan lumbung kehidupan mulai terang
jalan berliku tak selamanya menyulitkan
aku belajar dr kesalahan pertama
menuju kebenaran munajat dunia

yang kutahu harta tak ada tanpa kerja
tapi aku lebih percaya bahwa Allah itu maha kaya

yang kutahu tahta tak ada tanpa ilmu
tapi aku lebih percaya bahwa Allah itu maha kuasa atas segala sesuatu
yg kutahu wanita tak ada tanpa cinta
tapi aku lebih percaya bahwa Allah itu maha cinta
kunci dunia yg bertumpu dr harta,tahta dan wanita
telah terbuka oleh Allah yg maha sempurna
lalu mengapa kau tidak berharap kpd Allah
sedang kekuatanmu takkan bisa membuka kunci itu..
Sedang langkahmu sangat kaku dan payah...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun