Mohon tunggu...
Mohammad Amir
Mohammad Amir Mohon Tunggu... -

Jamaah Maiyah.Kuliah di Universitas Maiyah Nusantara.Sedang menekuni pekerjaan sebagai karyawan di pabrik ban Dunlop

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hidup dalam Tidur dan Tidur dalam Hidup

16 Agustus 2016   18:53 Diperbarui: 17 Agustus 2016   04:00 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tidur adalah fitrah manusia karena manusia memang membutuhkan tidur untuk mengistirahatkan badannya.jika dihitung secara ilmu kesehatan yang baiknya itu tidur 8 jam / hari artinya kita menyisahkan 16 jam/harinya untuk beraktifitas di luar tidur.Jika dihitung secara hitungan secara tahun yakni 365 hari(meskipun jumlah hari / tahun kadang-kadang berubah tetapi kita bulatkan saja di angka 365 hari).8 X 365 = 2.920 jam kemudian kita bagi 1 hari yakni 24 jam maka ketemu diangka 121.666 kita bulatkan saja diangka 122 hari.Artinya kita tidur hampir 1/3 lebih dari umur kita untuk tidur per tahunnya.

Tetapi kita tidak harus mengikuti pakem ilmu kesehatan yang menyuruh kita untuk tidur 8 jam/hari.Jika kita bisa menguranginya,menurut hemat penulis tidak masalah karena toh masih banyak orang yang begadang itu sehat-sehat saja.Jadi parameter disini belumlah menjadi landasan yang pasti benar.Kita bisa belajar dari pepatah Arab yakni barangsiapa yang menginginkan kemuliaan maka seringlah begadang di malam hari.Jelas pepatah ini seperti menantang hal yang pakem dari jumlah jam tidur untuk manusia.

Begadang disini bukan berarti begadang hanya untuk kemaksiatan tetapi begadang untuk beribadah sholat,zikir ataupun perbincangan tentang masalah agama,politik,ekonomi atau apapun yang intinya pembicaraan yang bermanfaat.Rosululloh dan Sahabatnya dulu juga sering tadabbur yakni mengkaji AlQur’an begadang hingga tak jarang sampai waktu subuh.Apa berarti mereka tidak sehat? Nyatanya malah kekuatan tubuh mereka justru semakin kuat.

Melakukan hal yang tidak bermanfaat ataupun sia-sia menurut hemat penulis juga bisa dibilang tidur yakni melalaikan dari hal yang hidup yakni menghidupkan sesuatu hal yang baik dan postif.kita ibaratkan hidup adalah terjaga dari dosa dan tidur adalah lalai dari kewajiban.Bukan berarti arti tidur dan hidup berubah maknanya tetapi penulis mencoba mengambil pelajaran dan mengaitkan kedua proses tersebut.

Dengan memaknai tidur adalah berposisi lalai maka kita harus jujur bahwa kelalaian kita lebih banyak daripada kewajiban atau kebaikan kita.Melakukan hal yang buruk dan sia-sia lebih banyak dari kebaikan kita.Dari pemikiran ini nyata benar bahwa manusia sangat tidak pantas dan sombong dalam hidupnya.Apalagi sombong hanya karena beramal.

Jika dihitung sholat kita dalam sehari 5 kali,kita bulatkan saja bahwa sekali sholat itu memakan waktu 10 menit 5 x 10 = 50 kita bulatkan 1 jam itu berarti kita berkewajiban hanya 1 jam.Sedangkan sisa 23 jam kita lakukan aktifitas lainnya.Bisa aktifitas baik atau buruk.Kecerdasan kita untuk menambah jumlah kuota amal kita sangat kita perlukan.Semakin banyak kita berbuat baik atau beramal sholeh semakin hidup umur kita tetapi semakin kita melakukan hal yang sia-sia ataupun perbuatan dosa semakin tidur umur kita.

Kita juga harus merubah fikiran kita supaya kita tidak terpaku pada kata beribadah yang bermakna sholat,zikir ataupun semacamnya.Padahal seharusnya hidup kita itulah ibadah bahkan tidurpun harusnya itu juga adalah ibadah.Allah menciptakan kita adalah untuk beribadah kepadaNya.Kesempitan pandangan kita yang hanya meyakini bahwa ibadah itu Cuma sholat, zikir,baca qur’an dan semacamnya semakin mengkerdilkan dan menelajangi kita sendiri karena nyatanya hidup kita punya hak baik kepada manusia dan alam semesta.Jika kita meyakini bahwa ibadah hanya sholat,zikir dan semacamnya.

Rosululloh yang sebagai pemimpin umat manusia saja masih melaksanakan haknya baik kepada manusia dan alam semesta.Rosululloh juga ke pasar dan jangan dikira Rosululloh Cuma di masjid saja.Dengan ini Nampak jelas bahwa kita harus meyakini bahwa hidup kita semua aktifitas kita adalah ibadah.Karena ibadah kita juga harus serius dalam melakukannya.Bekerja niatkan ibadah.Makan niatkan ibadah.dan seterusnya.Semua aktifitas kita niatkan ibadah.

Jika kita sudah mengerti bahwa ternyata ibadah itu bukan Cuma sholat bahwa ibadah itu ya kehidupan kita sendiri maka jika kita kembalikan ke jumlah tidur kita,semua akan berubah 100%.Tidak ada lagi waktu yang sia-sia jika kita niatkan setiap aktifitas kita dengan niat beribadah kepada Allah.Mungkin inilah maksud Allah bahwa manusia dihidupkan hanya untuk beribadah supaya manusia melakukan seluruh aktifitas kehidupannya menuju Ridho Allah.

Dan inilah hidup yang sebenarnya.Tetapi kebanyakan kita lebih memilih menidurkan niatkan kita untuk beribadah kepada Allah.Semua aktifitas kita hanya bermuara pada nafsu dan kepentingan sendiri.Kita mungkin masih terjebak disini.di dalam hidup yang sebenarnya tertidur padahal harusnya kita menghidupkan segala yang tertidur atau lalai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun