Mohon tunggu...
Amir Idris
Amir Idris Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia biasa

Hidupilah hobimu sebelum hobi menghidupimu | Bukan expertise. GPP (Ganti Pola Pikir) adalah sebuah mini seri “ringan” yang ditulis untuk mengupas sedikit banyak cara pandang orang awam atas isu di masyarakat (akupun termasuk dalam kategori masyarakat awam).

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merasa Berhak, Cikal Bakal Korupsi di Indonesia. GPP2

25 Juni 2024   19:03 Diperbarui: 25 Juni 2024   19:03 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaos tahanan KPK di marketplace

Di satu sisi, aku paham betul bahwa korupsi adalah sebuah dosa besar seorang manusia. Tapi di sisi lain, korupsi merupakan satu-satunya cara agar guru honorer tersebut dapat makan esok hari. Pada akhirnya, yang bisa aku salahkan adalah para orang tua siswa yang ‘tidak ingin peka’ terhadap kondisi para guru honorer yang berjasa mencerdaskan putra-putrinya.

Kenapa aku tidak menyalahkan pemerintah? Yakarena aku tidak mengharapkan dan tidak berekspektasi jikalau pemerintah akan hadir pada permasalahan ini. Aku menganggap bahwa Pemerintah Indonesia sudah ‘terlalu sibuk’ untuk hanya sekadar mengurus kelangsungan hidup para guru honorer di Indonesia.

Hal ini tentu sahaja berbeda jikalau kita ingin membahas para aparatur sipil negara yang melakukan korupsi melalui ‘proyek’ pengadaan suatu barang, ‘proyek’ perbaikan gedung, dan lain sebagainya. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sejatinya merupakan orang yang telah dipilih oleh negara dan dijamin kelangsungan hidupnya guna mengelola negara. Gaji dari golongan terkecilnya sahaja sebesar 1.685.700 rupiah. (2) Memang masih jauh dari standar kelayakan society sekarang ini, tapikan itu sudah dianggap layak oleh negara sehingga segala tindak korupsi yang melibatkan para aparatur negara ini menjadi tidak logis dan patut dipertanyakan.

Sebagai penutup, bagaimana pendapatmu mengenai hal ini? Apakah kamu ada di sisi yang sama denganku atau ada pertimbangan lain?

Sumber:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun