Mohon tunggu...
Amir Idris
Amir Idris Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia biasa

Hidupilah hobimu sebelum hobi menghidupimu | Bukan expertise. GPP (Ganti Pola Pikir) adalah sebuah mini seri “ringan” yang ditulis untuk mengupas sedikit banyak cara pandang orang awam atas isu di masyarakat (akupun termasuk dalam kategori masyarakat awam).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rasa Malu: Benteng untuk Melawan Pelecehan Seksual

25 April 2024   05:57 Diperbarui: 25 April 2024   05:57 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Rasa malu merupakan sebuah perasaan yang sejatinya menahan seorang anak adam untuk melakukan sesuatu yang tiidak seharusnya ia lakukan. Akan tetapi, rasa malu seringkali disalahartikan sebagai sebuah perasaan yang menahan diri seseorang untuk dapat berkembang lebih jauh, yang padahal perasaan itu adalah perasaan takut yang mengalami pembiasan menjadi rasa malu karena memang keduanya serupa.

Tapi apakah rasa malu memang penting untuk dimiliki di era sekarang ini?

Pernahkah kamu merasa malu ketika melakukan sebuah kesalahan yang padahal tidak menyalahi norma atau aturan tertentu, seperti saat kamu tersandung kaki meja dan terjatuh sehabis presentasi di depan kelas? Atau ketika kamu ketahuan sedang bernyanyi di kamar mandi oleh temanmu yang tiba-tiba berkunjung dan disuruh langsung masuk oleh orang tuamu. 

Meskipun yang kamu lakukan bukanlah suatu tindakan yang bertentangan dengan norma yang ada, tapi jelas bahwa itu adalah perasaan yang timbul karena kamu telah melakukan sesuatu yang tak seharusnya kamu lakukan.

Tapi sadarkah kamu? Jikalau malu juga bisa dirasakan sebelum kamu melakukan suatu hal yang akan merugikan dirimu sendiri? Penulis sendiri pernah beberapa kali merasakannya, salah satunya ketika penulis hendak membayar cetak MMT untuk sebuah projek yang mana penulis ditawari sebuah nota kosong yang bisa diisi sesuka hati sehingga bisa meraup sedikit keuntungan pribadi. 

Dikarenakan pada saat itu penulis masih seorang idealis yang seringkali mengkritik perbuatan korupsi yang ada di negeri ini, akhirnya menyebabkan penulis merasa malu untuk menerima dan alhasil terhindar dari praktik manipulasi data keuangan yang merupakan sebuah tindak korupsi, meskipun nominalnya tak seberapa.

Lalu, apa hubungannya rasa malu dengan pelecehan seksual yang kerap melibatkan perempuan sebagai korbannya?

Meskipun saat ini penulis belum menemukan penelitian yang menguji korelasi dari kedua hal tersebut, tapi penulis berkeyakinan bahwa rasa malu memanglah memberikan dampak yang signifikan terhadap maraknya peristiwa pelecehan seksual yang terjadi baik secara daring maupun luring. 

Sebagai contoh, ketika seorang laki-laki memiliki adab dan rasa malu untuk tidak berkomentar buruk dan melecehkan perempuan yang ada di hadapannya, maka pelecehan seksual tidak akan terjadi. 

Contoh lainnya, ketika seorang perempuan memilih untuk mengenakan pakaian yang tidak terlalu ketat atau terbuka di depan umum karena memiliki rasa malu untuk menarik perhatian, ia dapat membantu melindungi dirinya dari pelecehan seksual. Sebaliknya, ketika seseorang kehilangan rasa malu dan memilih untuk berpakaian terbuka, risiko menjadi korban pelecehan seksual bisa meningkat.

Akan tetapi, hal ini tak sejalan dengan realita yang ada mengingat kian mengikisnya rasa malu yang dimiliki anak muda masa kini yang kita kehilangan suatu penghalang penting yang dapat mencegah terjadinya pelecehan seksual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun