Mohon tunggu...
Amira Yuniar
Amira Yuniar Mohon Tunggu... Lainnya - Sebagai Sarana Pengumpulan Tugas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

COVID-19 DI INDONESIA

21 September 2020   22:23 Diperbarui: 23 September 2020   19:06 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Covid-19 atau yang biasa disebut “Corona Virus” yang kemunculannya menghebohkan dunia, diusut kemunculan virus ini di mulai dari negara Cina lalu menyebar  ke penjuru dunia, dan di Indonesia sendiri kemunculan virus ini dimulai pada awal tahun sekitar bulan Maret untuk pertama kalinya pemerintah mengumumkan dua kasus pasien positif Covid-19 di Indonesia. Namun  menurut pakar Epidemiologi menyebutkan virus ini sudah masuk ke Indonesia sejak awal Januari.

            “Sejak awal Januari kemungkinan besar virus itu sudah masuk Indonesia.” kata Pakar Epidemiologi dalam diskusi daring bertajuk “Mobilitas Penduduk dan Covid-19” pada Senin (4/5/2020). Dan sejak awal kemunculan Covid-19 di Indonesia data laporan akumulatif kasus ini yang mana setiap harinya di pantau sejak Maret hingga April data grafik semakin meningkat signifikan. Dan dampak yang ditimbulkan dari virus ini sangatlah banyak, pemerintah memulai tindakan aturan-aturan yang harus di patuhi oleh warganya.

            Bukan warga Indonesia namanya jika tidak melanggar aturan yang telah diberikan oleh pemerintah, lebih dari 1.300 orang terinfeksi Covid-19 dengan 133 orang yang meninggal maka dari itu Pemerintah Indonesia mulai menerapkan PSBB ( Pembatasan Sosial Berskala Besar), memakai masker, membawa handsanitizer dan menghindari kerumunan. Akan tetapi protokol yang telah ditetapkan ini masih terdapat pro dan kontra di masyarakat.

            Seperti penggunaan masker yang masih saja susah untuk di taati oleh warga Indonesia, masih banyak yang menganggap penggunaan masker sangatlah tidak berguna dan ada pula yang belum terbiasa memakai masker dan masalah seperti ini juga sering di kaitkan dengan kondisi psikologi seseorang. Contoh dalam artikel Bapak Akhmad Mukhlis yang menulis “Meskipun masker dipandang sebagai salah satu cara mudah dan efektif untuk mengurangi dan memutus rantai penyebaran Covid-19 namun secara psikologis juga dapat menggangu gaya komunikasi” tuturnya.

            Selain itu dampak lainnya adalah orang-orang yang mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan dipandang berlebihan oleh masyarakat lainnya. betapa anehnya saat orang yang sangat disiplin menjaga kebersihan diri dengan penggunaan masker, face shield dan baju alat pelindung diri. terlebihnya jika orang-orang yang berada di supermarket atau swalayan di tahun sebelumnya yang kita ketahui orang yang tidak memakai masker lebih banyak dari pada orang yang memakai masker, sangat menunjukan perbedaan yang mencolok antara tahun 2019 dengan 2020.

            Dampak virus ini menimbulkan Psikologi Ketakutan, semua ini membuat kita merasa stres, takut, cemas dan bingung. Ketakutan merupakan fenomena evolusioner yang telah banyak di teliti. Para evolusionis percaya bahwa ketakuan merupakan pelayan yang baik bagi fungsi bertahan hidup semua makhluk hidup. Dikarenakan jangkauan global dan sifat instan dari media modern, penularan ketakutan menyebar lebih cepat dari pada virus berbahaya yang bahkan tidak terlihat. “Hanya dengan mengamati atau mendengar orang lain yang merasa ketakutan kita akan tertular ketakutan tanpa harus mengetahui apa yang menyebabkan orang lain ketakutan”. Ujar Bapak Mukhlis dalam satu tulisannya.

            Dampak virus ini bukan hanya menyebabkan ketakutan psikologi saja, banyak orang yang terkena PHK dari pekerjaannya. dikarenakan omset yang ada pada perusahaannya tidak memenuhi target sehingga pengurangan pegawai di kantor tersebut harus diberlakukan agar perusahaan tidak mengalami kebangkrutan atau istilah lainnya mengalami gulung tikar. Hal ini menyebabkan banyak usia-usia produktif yang punya pekerjaan, jika hal ini terus berlangsung maka akan timbul kejahatan di Indinesia. “Pelakunya kita tangkap, dan sekarang sudah mendekam di rutan”. Yursi menjelaskan, polisi masih melakukan penyelesaian kasus kejahatan terutama dimasa pandemi contohnya, perampokan dibeberapa minimarket yang telat terungkap. Mengapa kejahatan banyak dilakukan di minimarket? Hal ini dikarenakan tidak adanya penghasilan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Upaya pemerintah dalam hal ini sangatlah sudah cukup akan tetapi bantuan yang telah pemerintah salurkan masih belum merata ke penjuru desa-desa yang ada di Indonesia, dan terkadang keluarga yang lebih membutuhkan tidak terbagi bantuannya hal ini malah sebaliknya, keluarga yang dirasa mampu malah mendaapat bantuan semoga hal ini juga bisa teratasi oleh pemerintah. Agar pembagian bantuan ini sama ratanya tidak terlewati satu pun bisa membedakan mana keluarga yang memang membutuhkan atau tidaknya dan pembantu penyaluran bantuan ini bersikap sportif dan tidak ada kecurangan didalamnya.

            Harapan semua warga di Dunia terutama Indonesia adalah semoga pandemi virus Covid-19 ini segera ditemukan obat atau vaksinnya, agar semua kembali normal dan tidak adanya kejahatan. Dari harapan ini juga harus mendapatkan dukungan dari warganya agar patuh terhadap protokol yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia, tidak berkerumun menerapkan hidup sehat, penggunaan masker medis saat keluar rumah, tidak menyebarkan kepanikan antar masyarakat satu dengan masyarakat lainnya. Jika setelah keluar rumah langsung membersihkan diri dengan cara mandi dan pakaian yang telah digunakan segera dicuci, cuci tangan minimal 5 menit agar semua kuman atau virus-virus yang ada ditanggal hilang dan tidak menulari virus apa-apa dalam keluarga. Stay save warga Indonesia kita bisa melewati pandemi ini dengan cara menahan diri untuk tidak keluar rumah dan tidak berkerumun.

SUMBER : https://www.kompasiana.com/akhmadmukhlis27/5f64a1b8d541df2dd815cde3/masker-dan-ilusi-psikologi

https://www.kompasiana.com/akhmadmukhlis27/5e8d9b1f1a2adc7da67d6e42/mengendalikan-ketakutan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun