retinopati merupakan penyakit yang diakibatkan oleh komplikasi dari diabetes melitus yang dapat menyebabkan kerusakan pada retina mata. Kondisi ini dapat diderita oleh siapapun yang menderita diabetes tipe 1 maupun 2. Pada awalnya, retinopati diabetik seringkali hanya menunjukkan gejala ringan, atau bahkan tidak menimbulkan gejala sama sekali. Namun apabila tidak ditangani, retinopati diabetik dapat menyebabkan kebutaan. Deteksi dini menjadi sangat penting dilakukan untuk mencegah kebutaan total pada penderita diabetes melitus. Untuk menjawab permasalahan tersebut, Tim Program Kreavitas Mahasiswa  Karsa Cipta (PKM-KC) Universitas Andalas, menciptakan sebuah alat dengan "Diopthy" yang dapat mendeteksi penyakit retinopati diabetik dengan menerapkan teknologi Artificial Intellegence atau kecerdasan buatan.
DiabetikTim Diopthy, PKM-KC Universitas Andalas terdiri dari Andre Kurniawan dari prodi S1-Teknik Elektro sebagai ketua dan 4 anggota lainnya, Fitri Latifa prodi S1-Teknik Elektro, Febby Aulia prodi S1-Pendidikan Dokter, Rizka Wilanda prodi S1-Pendidikan Dokter, dan Amiratud Dalilah prodi S1-Teknik Industri dibawah bimbingan Prof. Dr. Eng Muhammad Ilhamdi Rusydi, M.T.
Alat ini terdiri dari kamera untuk memotret gambar fundus pada retina mata melalui penerapan teknik oftalmoskopi tidak langsung yang biasa diterapkan oleh dokter mata. Pemotretan gambar fundus mata pada pasien dibantu  dengan lensa kondensasi berkekuatan 20 Dioptri agar gambar yang dihasilkan lebih detail dan jelas.
Ketua Tim, Andre Kurniawan mengatakan, dengan menggunakan gambar fundus mata dan penerapan teknologi kecerdasan buatan, mereka dapat mendeteksi jenis penyakit seseorang. Hal ini telah diujicobakan pada penyakit retinopati diabetik dengan menggunakan citra fundus pada retina mata. Waktu yang dibutuhkan hanya 5-10 detik untuk mendapatkan hasil deteksi penyakit ini.
Diopthy nantinya diharapkan dapat membantu tenaga kesehatan yang berada di fasilitas primer untuk mendeksi retinopati diabetik sejak awal. Sehingga hasil deteksi yang didapat, akan lebih efektif dan efisien, untuk segera dilakukan penanganan medis lebih lanjut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H