Mohon tunggu...
amirassyaukani
amirassyaukani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

editing/meme

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Rekam Jejak Sejarah KeMalikussalehan dan Implementasi Lima Pilar Ekonomi

13 Desember 2024   03:57 Diperbarui: 13 Desember 2024   04:02 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Nilai kepercayaan dan keberkahan menciptakan solidaritas sosial yang kuat. Model ini dianggap sebagai solusi terhadap kesenjangan ekonomi dan konflik sosial yang sering timbul dalam masyarakat pesisir.

Dimensi Ekonomi

Pendekatan ini menunjukkan bahwa prinsip keadilan dan keseimbangan dapat meningkatkan pendapatan tanpa mengorbankan keberlanjutan. Model bagi hasil juga menjadi alternatif sistem kapitalisme yang sering mengutamakan keuntungan semata.

Dimensi Lingkungan

Keberlanjutan menjadi aspek penting dalam pengelolaan sumber daya alam. Media sering menyoroti pentingnya pengintegrasian nilai-nilai ekologis dalam setiap kebijakan ekonomi, terutama di daerah rentan seperti Aceh.

Dimensi Agama dan Budaya
Sebagai konsep yang berakar pada nilai Islam, KeMalikussalehan relevan untuk konteks masyarakat Aceh yang mayoritas Muslim. Media cenderung mengapresiasi bagaimana nilai agama mampu diterjemahkan dalam kebijakan ekonomi praktis.

Jadi,Kesultanan Malikussaleh berhasil membangun sistem ekonomi yang kuat dan berkelanjutan melalui optimalisasi kelima pilar: sumber daya alam, teknologi, perdagangan, institusi, dan sumber daya manusia. Keberhasilannya tidak hanya membawa kesejahteraan bagi masyarakat setempat, tetapi juga menjadikan Kesultanan Malikussaleh sebagai pusat perdagangan internasional yang disegani. Studi kasus ini menunjukkan bahwa integrasi antara kekayaan alam, inovasi, sistem pemerintahan, dan etika bisnis dapat menciptakan peradaban yang maju secara ekonomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun