Nilai kepercayaan dan keberkahan menciptakan solidaritas sosial yang kuat. Model ini dianggap sebagai solusi terhadap kesenjangan ekonomi dan konflik sosial yang sering timbul dalam masyarakat pesisir.
Dimensi Ekonomi
Pendekatan ini menunjukkan bahwa prinsip keadilan dan keseimbangan dapat meningkatkan pendapatan tanpa mengorbankan keberlanjutan. Model bagi hasil juga menjadi alternatif sistem kapitalisme yang sering mengutamakan keuntungan semata.
Dimensi Lingkungan
Keberlanjutan menjadi aspek penting dalam pengelolaan sumber daya alam. Media sering menyoroti pentingnya pengintegrasian nilai-nilai ekologis dalam setiap kebijakan ekonomi, terutama di daerah rentan seperti Aceh.
Dimensi Agama dan Budaya
Sebagai konsep yang berakar pada nilai Islam, KeMalikussalehan relevan untuk konteks masyarakat Aceh yang mayoritas Muslim. Media cenderung mengapresiasi bagaimana nilai agama mampu diterjemahkan dalam kebijakan ekonomi praktis.
Jadi,Kesultanan Malikussaleh berhasil membangun sistem ekonomi yang kuat dan berkelanjutan melalui optimalisasi kelima pilar: sumber daya alam, teknologi, perdagangan, institusi, dan sumber daya manusia. Keberhasilannya tidak hanya membawa kesejahteraan bagi masyarakat setempat, tetapi juga menjadikan Kesultanan Malikussaleh sebagai pusat perdagangan internasional yang disegani. Studi kasus ini menunjukkan bahwa integrasi antara kekayaan alam, inovasi, sistem pemerintahan, dan etika bisnis dapat menciptakan peradaban yang maju secara ekonomi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H