Mohon tunggu...
Amiratun NadiyahAdimy
Amiratun NadiyahAdimy Mohon Tunggu... Lainnya - Semoga bisa bermanfaat :)

Ikuti prosesnya insyaallah hasil akan mengikuti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kata Siapa ABK Gak Bisa Kuliah?

2 Desember 2020   21:52 Diperbarui: 2 Desember 2020   22:04 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Tidak ada manusia yang sempurna"

Kalimat yang sering kali kita dengar, mungkin juga sering kita ucapkan. Dari kalimat tersebut saja sudah jelas bahwasannya memang tidak ada manusia yang terlahir dengan sempurna. Kita yang terlihat dengan fisik lengkap dan utuh pun belum tentu sempurna. Namun bagaimana ketidaksempurnaan yang kita miliki tertutupi oleh prestasi yang kita hasilkan.

Teringatku pada kisah inspiratif yang disiarkan CNN Indonesia tentang seorang anak berkebutuhan khusus yang tinggal di Yogyakarta bernama Ghifar. Sosok ghifar adalah seorang anak berkebutuhan khusus yang baru disadari oleh orang tuanya ketika berusia tiga tahun. Ibunya bercerita, beliau sempat merasa cemas karena anaknya yang susah sekali menghafal warna-warna; tidak peka dalam merasakan sesuatu seperti asin, manis; tidak bisa mengurutkan sesuatu seperti angka.

Namun siapa siangka sosok Ghifar yang memiliki semangat yang tinggi dan mandiri membuatnya berhasil menjadi seorang mahasiswa. Ghifar menempuh pendidikan  Homescholing sampai lulus SMA dan dunia Universitas menjadi sekolah formal pertamanya. Ghifar duduk di bangku kuliah jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan, Yokyakarta. 

Meski Ghifar merupakan anak berkebutuhan khusus, hal tersebut tidak membuatnya berbeda dari teman-temannya. Sangat membanggakan bahwasannya Ghifar merupakan salah satu mahasiswa berprestasi. Ghifar berhasil meraih prestasi tingkat Nasional maupun Internasional. Tidak berhenti disitu saja Ghifar masih memiliki keinginan untuk bisa melanjutkan pendidikannya ke Luar Negeri.

Dari cerita tersebut aku kembali bercermin, betapa kurang bersyukurnya aku dengan keadaanku saat ini. Malu rasanya jika kembali disandingkan dengan keadaan Ghifar yang walaupun memiliki kekurangan saja bisa menghasilkan prestasi yang luar biasa. Sementara aku masih segini-gini aja.

Siapa yang bilang ABK tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi? Sudah jelas terbukti dengan kisah Ghifar. Di luar sana pun masih banyak kisah-kisah lain yang hebat. Jangan memandang segala sesuatu berdasarkan tampaknya saja, siapa yang tahu potensi yang dimilikinya.

Anak yang memiliki kebutuhan khusus bukan hanya anak yang ketidakmampuannya itu terlihat, bukan pula hanya anak yang disabilitas fisik saja. Namun, anak yang memiliki karakter khusus yang berbeda dari anak pada umumnya baik itu dari segi mental, emosi, tingkah laku, maupun yang tidak tampak. Karena adanya hambatan tersebut, sehingga dibutuhkan perlakuan khusus agar anak dapat tetap tumbuh optimal dengan kekurangan yang ada.

Sebagai manusia hendaknya selalu bersyukur dengan apa yang kita miliki. Selalu semangat dalam mengerjakan sesuatu dan tidak gampang menyerah. Wajar jika kita merasa lelah ataupun jenuh, istirahat kemudian lanjutkan lagi. Jangan jadikan kekuranganmu sebagai penghalang untuk meraih cita-citamu. Tapi bagaimana kita mampu untuk menutupi kekurangan tersebut dan menonjolkan kelebihan yang kita miliki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun