Pada masa ini, anak menjelajahi lingkungan disekitarnya sebagai sesuatu hal untuk ditiru. Ketika anak terbiasa melihat orang disekitarnya kesulitan menyelesaikan masalah dan marah-marah, anak akan merekam dan dapat terpengaruh dengan mudah yang akan menjadikan anak meniru perilaku tersebut. Artinya, Tindakan-tindakan negatif dari luar akan berpengaruh dan mendukung anak untuk bersikap seenaknya dari hasil pengamatan yang diterapkannya.
Bagaimana Cara Membedakan Pada Tantrum Anak?
Menurut Wiyani (2014) tantrum pada anak dapat dibedakan berdasarkan jeni- jenisnya yakni:
1) Manipulative tantrum yakni perilaku tantrum yang dilakukan anak ketika tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan dan baru bisa berhenti ketika keinginannya terpenuhi.
2) Verbal frustation tantrum yakni perilaku tantrum yang dilakukan anak ketika merasa frustasi karena tidak tahu bagaimana cara menyampaikan keinginan dengan jelas, namun perilaku ini bisa berhenti seiring peningkatan kemampuan komunikasi anak.
3) Tempramental tantrum yakni perilaku tantrum yang dilakukan anak ketika mencapai tahap frustasi yang tinggi dan tidak terkontrol lagi. Anak yang tidak bisa mengontrol emosinya akan lebih agresif. Hal ini dapat menyebabkan anak sukar dalam menghadapi lingkungan luar dan sulit beradaptasi maupun mengatasi berbagai masalahnya kelak.
Anak yang terbiasa menggunakan tantrum dalam mengekspresikan kemarahan dan frustasinya cenderung akan belajar mengontrol lingkungan dan memanfaatkannya untuk mendapatkan semua yang diinginkan secara semena-mena. Mereka akan tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang egois yang dapat membuatnya sulit diterima masyarakat. Maka dari itu, bimbingan dari orang tua dan pendidik sangat diperlukan dalam proses tumbuh kembang anak ketiak masa tantrum.
Bagaimana Cara Menangani Tantrum Pada Anak?
Tantrum merupakan fase wajar dalam masa pertumbuhan anak-anak. Laforge (2002) mengungkapkan bahwa keterlambatan penanganan perilaku tantrum akan menjadi sifat tetap saat dewasa. Ketepatan dalam menangani anak yang tantrum merupakan tuntutan bagi orang tua dan pendidik. Kekeliruan dalam menangani anak yang tantrum akan membuat hilangnya kesempatan orang tua dan pendidik mengajarkan anak dalam bertindak dan meluapkan emosi secara normal agar tidak menyakiti diri sendiri maupun orang lain sehingga dalam tumbuh kembang anak tidak terganggu. Â Adapun langkah bagi orang tua dalam menangani tantrum pada anak yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Belajar mengendalikan kemarahan sendiri dan orang lain.Â
Orang tua sering melakukan kesalahan dengan cara bereaksi negative dalam upaya berusaha mendisiplinkan anak. Orang tua harus berlatih untuk tenang, berupaya memahami kondisi anak, dan melakukan manajemen dalam mengelola konflik sehingga anak akan menjadi tenang karena orang tua memahami anak dan memenuhi kebutuhannya.