Mohon tunggu...
Aminah
Aminah Mohon Tunggu... Jurnalis - Pelajar di SMAN 1 Kelumpang Hilir

Teruslah menjejak sampai kaki tak lagi mampu berpijak.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Waktu Tuhan

1 Oktober 2019   15:07 Diperbarui: 1 Oktober 2019   15:28 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Karya : Aminah

Yang pernah datang harus pergi
Dan yang pergi akan terganti
Bergitulah hidup
Silir waktu berputar mengatur evolusi
Kehendak alam selalu menyeimbangi
Mengharuskan semua fana untuk terus berotasi

Keabadian adalah kemustahilan
Sebab semua telah terjatah dalam catatan
Keselarasan hiduplah yang akan memutuskan
Berhenti atau terus berjalan

Tentang pertemuan dan kematian
Semua sudah terencana dalam lembar kehidupan
Tinggal bagaimana cara kita berjuang dan bertahan
Sebab ini bukan hanya tentang skenario Tuhan

Terkadang ada sakit yang harus kita telan
Ada siksa yang harus kita emban
Semata-mata itu adalah reaksi garis takdir
Yang mana bertitik balik pada kesabaran
Berbalik pada bingkai ketulusan

Waktu Tuhan bukan waktu kita
Mungkin itu adalah kebenaran
Sekeras apapun melawan
Semua tak mungkin terelakkan
Hanya satu yang bisa menjadi penawar
Adalah doa penuh kekhusu'an

Kotabaru, 8 September 2019.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun