Mohon tunggu...
Amir Al Maruzy
Amir Al Maruzy Mohon Tunggu... Freelancer - blogger

Belajar Adalah Kunci Sukses.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bombonna Lariang Bangngi [ Primadona Desa Kawin Lari]

9 September 2011   13:51 Diperbarui: 17 Agustus 2020   18:22 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bombonna lariang bangngi Merupakan suatu kata kiasan yang melambangkan seorang primadona desa atau gadis cantik dalam suatu desa melakukan silariang dengan kekasih pujaannya di waktu malam. Keduanya silariang karena orang tuanya tak merestuinya, padahal cinta kedua sejoli ini telah menyatu.

Bombonna berarti pucuk pisang, yang biasanya diabadikan pada gadis cantik dalam sebuah kampung atau desa. Sedangkan lariang bangngi berarti melakukan silariang (kawin lari) di waktu malam. Jadi Bombinna lariang bangngi berarti primadona desa yang kawin lari diwaktu malam.

Pacaran pada zaman dulu dengan zaman sekarang sungguh jauh berbeda. Gadis desa jarang ada yang berkeliaran, kebanyakan mengurung diri [pingitan] di dalam rumah, sehingga sulit baginya untuk berpandangan mata dengan kekasihnya.

Pertemuan antara pemuda dan pemudi biasanya dilakukan pada acara tyertentu, seperti pesta perkawinan, assingara bulang [berpesta diwaktu bulan purnama]. Dari situ memang ada satu acara muda-mudi yang disiapkan, misalnya berbalas pantun [boto-botoang]. pertemuan itu pun harus secara terang-terangan, tidak boleh ada yang mojok. Sebab kapan ada pemuda dan pemudi mojok di tempat gelap, dikhawatirkan pihak keluarga perempuan akan menindakinya.

Pandangan Pertama [To’ro mataya] di saat pertemuan singara bulang ini, biasanya berlanjut dengan pacaran [abbayuang]. Bila hubungan pacaran ini direstui oleh kedua orang tua, maka akan berlanjut ke jenjang perkawinan, tetapi kalau tidak, kemungkinan bisa berlanjut pada kawin lari.

Bila kita hubungan dengan masa sekarang, wiiihhhhh.. jauh berbeda, siwanita malah lebih agresif dalam mendekati laki-laki, tidak ada lagi istilah siri [malu], lihatlah remaja-remaja kita “berteletabies” di depan umum, dan lihatlah foto-foto mereka di facebook, remaja putri ini memasang fotonya yang bikin “panas-dingin”. Apakah sudah tidak ada lagi siri dinegeri ini???,.

Dihubungkan dengan judul diatas, Bombonna lariang bangngi [primadona desa yang kawin lari diwaktu malam], nampaknya fenomena klasik ini cuman tinggal sejarah, karena telah berganti dengan Bombonna mallariang allo [primadona desa mau dilarikan meskipun pada siang hari].

Demikialah tulisan ini saya buat, mohon dimaafkan bila pada tulisan diatas kacau balau karna yang menulis cuman orang yang tidak tau  nulis dan tidak ngerti sastra. 

Salam

Amir Al-Maruzy


Kata Ucapan Terbaru: https://www.hariankata.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun