Mohon tunggu...
Amier Ghere
Amier Ghere Mohon Tunggu... mahasiswa -

utamakan pendidikan untuk kemajuan bangsa dan negara. tuangkan ide dan aspirasi yang ada dalam pikiran kita masing-masing dengan menulis...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nongkrong Bersama Sahabat

8 April 2015   10:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:23 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Wilayah Indonesia memasuki musim hujan. Senja tadi, kabut hitam menguliti tubuh kota mengeluarkan cairan penghangatketika matahari siang yang sudah tentu panas telah membakar tubuh kota. Malam ini bulir-bulir air masih melekat di dedaunan sehabis hujan. Cahaya lampu kota yang membuat suasana kota ini serasa hidup yang menerangi setiap sudut gelap kota dengan pantulan cahaya yang begitu merona bagi setiap mata yang memandang. Diatas langit, gugusan bintang menyambut malam. Langit malam yang begitu jernih meskipun awan-awan putih masih mengantung diatas langit tak membuat noda keindahan langit malam ini. Bau tanah basah yang selesai dimandikan hujan mengeluarkan aroma yang sesaat hinggap dipenciuman. “terima kasih Tuhan atas segala karunia yang Engkau berikan pada kami hamba-hambaMu, malam ini indah sekali” batinku menyirat tanda bersyukur dan mengagumi cipataan Tuhan yang penuh kejutan setiap waktu.

Aku duduk didepan layar monitor dari laptop usang yang sudah satu setengah tahun kumiliki. Tanganku menari diatas keyboard seirama dengan otak yang ingin mengutarakan sesuatu yang ingin di klik kanan kemudian di explore ke hardisk dari otak yang ukuran bytenya bukan kilo byte, mega byte, ataupun giga byte tetapi takterhingga byte. Sesuatu tentang diri ku dan tentang sahabat-sahabatnya. Tentang sahabat, aku ingin untuk membuat buku khusus tentang sahabat-sahabatku.

Kuingin memulai sesuatu itu dengan sebuah cerita.... Pada suatu hari,, eitss Tunggu dulu. Aku bukan setara dengan anak SD yang disuruh guru menulis cerpen disaat liburan, seperti yang aku pernah alami dan aku tahu bahwa anak SD selalu menulis cerita ketika mereka sedang membantu ibu didapur dan menemani ayah pergi kelaut. Dan sekali lagi aku bukan anak SD.........Begini seharusnya aku memulai ceritanya.

Laju motor berhenti disebuah tempat tongkorangan yang sedari tadi memanggil nama keempat orang teman. Tempat nongkrong yang sudah mengenal mereka beberapa hari ini, tampak senyum sambil membuka lebar tangannya menyambut kedatangan mereka. Entah kenapa keempat orang sahabat itu memilih menghabiskan sebagian waktu malam minggu mereka ditempat tongkorangan, padahal kebanyakan orang muda menggunakan waktu malam minggu untuk ngapel atau jalan bersama pasangan yang sudah pasti pacar. Tapi keempat sahabat ini, tidak untuk malam minggu mereka. Tempat nongkrong menjadi alasan kesibukan mereka dimalam minggu. Gelas dan kopi tentu menjadi teman mereka ditempat nongkrong... kawan! Ku beritahu kalian, tiada yang lebih nikmatselain menikmati malam bersama teman-teman dengan gelas-gelas kopi didepan, sesekali bercerita, sambil bar-haha-hihi......

Menghargai pendapat semua, mendengarkan cerita semua, menyukai selera semua, tertawa buat semua, senang buat semua, sedih buat semua dan apapun yang dilakukan malam itu, semua dirasakan untuk dan oleh keempat hamba Tuhan yang menjalin ikatan persahabatan. Yang pasti ditempat tongkorangan malam itu, meskipun keempat sahabat tersebut memiliki selera yang berbeda,jenis musik yang berbeda, dan pecinta klub sepak bola yang berbeda, yang ketika berdebat tentang sepak bola, masing-masing mempertahankan dan membela klub kesayangannya seperti seekor ibu harimau yang ketika anaknya diganggu, dia akan mengejar dan memakan sesuatu yang mengganggu tersebut. Dan semua bukan tentang ini dan itu namun semua tentang persahabatan,sahabat yang karena keberadaaannya membuat sahabat yang lain bernapas lega dan nyaman.

Malam minggu itu punya cerita untuk keempat orang sahabat. Sambil bercerita, tertawa, sambil sesekali menyegukkan kopi hangat, tidak perduli dengan orang-orang muda disekeliling mereka yang berpasang-pasangan. Meskipun dalam hati kecil menginginkan untuk memiliki pasangan, namun tidak untuk malam minggu itu. Sekali lagi tidak untuk malam itu!! hehehe

Cahaya lampu ditempat itu menerangkan suasana malam yang hampir larut. Keempat anak manusia itu masih dengan obrolan yang sama dengan tema yang kadang-kadang membuat bosan dan malas untuk membahasnya yaitu incaran gebetan-gebetan dikampus. Mereka semua memiliki gebetan bahkan bukan hanya satu gebetan tapi lebih dari itu, mungkin karena banyak itulah yang menyebabkan mereka jarang berhasil membuat gebetan menjadi pacar.

Masing-masing menceritakan keistimewaan wanita-wanita idaman dikampus, sambil menatap langit yang saat itu belum musim hujan dan banyak sekali bintang-bintang mengindahkan langit malam hingga menambah suasana malam yang indah buat keempat sahabat ditempat nongkrong tersebut.

Malam semakin larut, tidak heran jika matapun kini semakin merek melem pertanda ngatuk. Seharusnya keempat orang sahabat itu pulang dari tadi, oh yaa,, mereka saat itu ditengah perjalan pulang ke tempat masing-masing. Ditengah malam seperti ini jalan biasanya sepi. Motor dengan cepat melaju dan mereka pun tiba di tempat masing-masing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun