Mohon tunggu...
Aminurrahman
Aminurrahman Mohon Tunggu... Guru - Pemuda

mencoba tuk bisa aje seehh

Selanjutnya

Tutup

Film

Dewasa dalam Perbedaan

13 Januari 2023   10:15 Diperbarui: 13 Januari 2023   10:34 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Oleh: Aminurrahman

Sering kali kita jumpai di dalam pemahaman serta penyelesaian suatu permasalahan , terdapat perbedaan di antara para tokoh serta ulama dalam menetapkan suatu ketentuan dan hukum Tersebut, terkhususnya di dalam ketentuan syariat agama,dan hal ini sangat berpotensi menjadi suatu pemicu awal dari konflik serta perselisihan diantara beberapa Golongan yang tidak atau belum bisa menyikapi perbedaan tersebut dengan  dewasa, apalagi bagi mereka yang sangat fanatik serta tidak memiliki sikap tasamuh terhadap perbedaan tersebut, mereka hanya mau menerima pendapat dari golongan internal saja dan enggan menerima pendapat dari golongan yang eksternal, sehingga tidak jarang kedua belah pihak tadi saling menyalahkan dan bahkan mengklaim kafir antar sesama, dan hal ini merupakan suatu fenomena yang sangat memprihatinkan dan perlu kita perhatikan serta kita selesaikan dengan seksama, karena jika hal ini di biarkan larut maka akan berdampak buruk terhadap persatuan dan kesatuan bangsa dan agama.

Tentunya hal ini terjadi di sebabkan oleh sempit dan kakunya suatu pemahaman dan pemikiran yang hanya berlandaskan dengan refrensi yang minim serta tidak adanya pengaplikasian sikap tasamuh di dalamnya.jadi untuk menyelesaikan persoalan ini disini kita di tuntut untuk banyak membaca serta memahami ideologi yang di luar dari golongan internal karna dengan banyaknya buku serta referensi yang kita baca dan di iringi dengan sikap tasamuh maka kita tidak akan mudah terjerumus ke hal-hal yang tidak diinginkan, selain itu perpecahbelahan dapat terminimalisir,makanya dengan luasnya wawasan serta buku yang kita baca maka kita tidak akan mudah menyalahkan. dapat kita ambil contoh dari hukum fiqih mengenai anjing,di dalam madzhab imam Syafi'i anjing itu merupakan hewan yang haram untuk di konsumsi dan najis seluruh tubuhnya sehingga dilarang untuk menyentuh anjing tersebut.namun di dalam madzhab imam Maliki anjing itu merupakan hewan yang haram untuk di konsumsi akan tetapi untuk menyentuh anjing itu di perbolehkan karena yang di anggap najis hanyalah air liurnya saja, nah di sini dapat kita lihat perbedaan antara pendapatnya imam Syafi'i dan imam Maliki mengenai anjing tadi,dan jika seseorang memahami di kedua pendapat tersebut maka walaupun ia semisalnya muslim yang menganut madzhab Syafi'i yang menganggap bahwa seluruh tubuh dari anjing itu najis dan ia bertemu dengan muslim yang lain yang menyentuh anjing seperti biasa saja, maka ia tidak akan mudah untuk menyalahkan karena ia beranggapan bahwasanya muslim itu tadi mungkin menganut madzhab imam Maliki yang memperbolehkan menyentuh anjing itu tadi, seperti kutipan KH.Abdullah Syamsul Arifin di dalam salah satu kajiannya ia mengatakan"perbedaan pendapat ulama merupakan Rahmat".

Jadi kesimpulannya kedewasaan kita di dalam menghadapi sebuah perbedaan itu di pengaruhi oleh jumlah buku serta referensi yang kita baca, semakin banyak buku yang kita baca maka semakin dewasa kita dalam menghadapi sebuah perbedaan tersebut, selain itu hal ini merupakan salah satu jalan untuk menjaga kerukunan dan persaudaraan antara satu dan yang lain.dan jalan yang harus kita ambil dalam menyikapi hal ini ialah "bersatu dalam perbedaan". Yang di mana menanamkan nilai-nilai unity religion, serta mencari kesamaan dalam perbedaan yang selaras dengan ideologi Pancasila bhinneka tunggal Ika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun