Meraih Keutamaan Shalat TarawihÂ
Oleh aminuddin
KETIKA masih kecil dulu kita selalu bersemangat pergi ke masjid untuk menunaikan shalat tarawih.Â
Selepas berbuka puasa dan menunaikan shalat magrib di rumah, kita berangkat ke masjid bersama teman.Â
Pakai celana pendek, kain sarung dile letkan di leher atau sekitar pinggang dan pundak, kita sering berbagi cerita.Â
Berbagi cerita tentang apa saja yang dibmakan saat berbuka puasa, berapa banyak dan sebagainya.Â
Tanpa terasa kita sudah sampai di masjid. Lalu kita mengambil air wudhu dan sete lah azan selesai kita shalat Isya.Â
Kemudian dilanjutkan dengan shalat tarawih berjamaah. Kita biasanya menem pati shaf paling belakang.Â
Masjid terasa ramai oleh suara kita. Kita baru diam setelah ditegur jamaah dan setelah itu kita 'ribut' lagi.Â
Mungkin di antara kita masih ingat akan kejahilan teman. Misalnya, saat kita shalat si teman menggoda kita dan akhirnya batal shalat kita.Â
Itulah kira-kira sepenggal cerita tentang shalat tarawih saat kita masih kecil dahu lu.Â