Mohon tunggu...
Aminuddin
Aminuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis purna
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama : Aminuddin TTL : Plaju, 30 Desembe 1961 Pendidikan : S1 UIN Raden Fatah Palembang GO-PAY: +6289506920230

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Diajarkan di Sekolah-sekolah

8 Februari 2022   11:51 Diperbarui: 8 Februari 2022   12:39 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahmad Rafanie Igama (paling kiri) bersama peneliti megalit Erwan Suryanegara, seniman Indrajaya dan Anto Narasoma Foto : Dok. Pribadi

Diajarkan di Sekolah-sekolah

Oleh aminuddin

MENGGALI kembali Naskah Ulu iba rat menelusuri jejak yang samar. Pasalnya, Serat kuno peninggalan masyarakat bagian ulu Sungai Musi ini tercecer di masyarakat dan di luar negeri. 

Bahkan sering kali naskah beraksara Kaganga ditemukan dalam keadaan sepenggal-sepenggal hingga sulit diketahui isinya. 

"Ketiadaan dana dan hilangnya generasi yang mampu membacanya ikut mempersulit upaya untuk mendalaminya, " kata Rafanie Igama, sejarahwan dan budayawan Sumsel, peraih Anugerah Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI 2016 untuk Kategori Pelestari. 

Jolma komering kelahiran Desa Campangtiga, OKU Timur, Sumsel, 23 Maret 1964 ini mengatakan betapa masih sedikitnya orang di Indonesia yang peduli pada aksara Kaganga. 

Pada saat ini peninggalan benda budaya (artefak) tradisi menulis dengan Aksara Ulu berupa prasasti dan naskah kuno (manuskrip) yang terdapat pada bilah-bilah bambu (gelumpay), kulit kayu (kaghas), gelondong bambu (surat boloh), tanduk kerbau dan sebagainya. 

Kenapa harus dilestarikan? 

Manuskrip adalah produk budaya nenek moyang kita. Sebagai cara terbaik kita mencari jati diri (identitas) adalah melihat rekam jejak budaya nenek moyang kita. 

Oleh karena itu manuskrip harus dilestarikan. Saat ini manuskrip berupa naskah-naskah kuno Indonesia, khususnya Sumsel, terancam punah, karena bahan naskah pada umumnya rentan terhadap kerusakan dan mudah hilang. 

"Selain itu banyak bangsa-bangsa di dunia ini yang memiliki tradisi tulis. Nenek moyang Sumsel memiliki tradisi tulis, salah satunya, adalah tradisi menulis dengan aksara Ulu (aksara Ka-ga-nga) yang dikenal sebagai tradisi Surat Ulu, " kata Rafanie. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun