Mohon tunggu...
Aminuddin
Aminuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis purna
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama : Aminuddin TTL : Plaju, 30 Desembe 1961 Pendidikan : S1 UIN Raden Fatah Palembang GO-PAY: +6289506920230

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Rinduku pada Bunatin

19 Januari 2022   11:33 Diperbarui: 19 Januari 2022   11:38 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rinduku pada Bunatin

Oleh aminuddin

Judul Buku : Bunatin: Romantisme Mantra Puisi Talang Mamak

Penulis : H Dheni Kurnia

Pengantar : Taufik Ikram Jamil

Penerbit : Mata Aksara 2018

Hal : 206

ADA dua alasan utama kenapa saya meresensi buku puisi 'Bunatin: Romantisme Mantra Puisi Talang Mamak' buah karya H Dheni Kurnia. 

Pertama, Bunatin adalah pemenang utama buku terbaik pada acara Anugerah Hari Puisi Indonesia (HPI) tahun 2018.

Kedua, penulis buku puisi ini bernama H Dheni Kurnia. Beliau adalah penyair Riau. Tetap eksis hingga kini. 

Berkat keeksitensiannya di dunia kepe lnyairan khususnya Riau, denyut seni puisi semakin menggelora. 

Konser Puisi

Mantan wartawan Sripo ini lahir di Air Molek, Indragiri Hulu-Riau, pada 15 Mei 1962.

Alumnus, FKIP Universitas Riau jurusan bahasa dan sastra Indo nesia tahun 1989 ini menggeluti dunia kewartawanan sejak tahun 1984 silam. 

Diawali sebagai wartawan Tabloid Genta (6 tahun, Pekanbaru), Kelompok Persda KOMPAS Gramedia (12 tahun, Jakarta dan Palembang), Jawa Pos News Network (5 tahun, Jambi), Jurnal Indonesia (2 tahun, Jakarta) dan Harian Riau Mandiri/Haluan Riau (Pekanbaru, 14 tahun). 

Sejak Januari 2018 hingga kini H Dheni Kurnia bergabung dengan Harian Vokal Riau. 

Sudah menerbitkan beberapa buku sastra dan jurnalistik baik tunggal maupun bergabung dengan penulis lain. 

Dheni juga pernah tampil baca puisi, konser puisi dan mem bentangkan puluhan makalah sastra budaya, jurnalistik dan bisnis pers di dalam dan luar negeri. 

Di antaranya Amerika Serikat, Mesir, Swiss, Prancis, Belanda, Herman, Lienchstentein, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, RRT, Philipina, dan Hongkong. 

Bunatin

Bunatin terdiri dari 2 Bab dengan 99 puisi. Bab 1 Romantiame Talang sedangkan Bab 2 bertajukkan Percintaan Talang. 

Diawali dari puisi Rindu Talang dan berakhir pada Jannatul Firdausi. Mengalir lancar, membikin hati ini kian penasaran. 

Apalagi setelah kita menyimak salah satu puisinya yang lain, Engkaulah Bunatin. 

Engkau adalah Bunatin

berparas cantik

berhidung banjir

berjalan di atas batu

menegun angin kencang

Engkau adalah Bunatin

penuh pengasihan

meluluhkan jantung

merentak dada

ketika berpapas detak berhenti

Siapa gerangan di kau Bunatin? 

Menurut penuturan penulisnya, Bunatin adalah perempuan Talang dan selalu memegang adat resam. 

Dia wanita yang sempurna. Betisnya indah, pinggulnya lebar, dadanya busung, lehernya jenjang, bibirnya merekah sementara bola matanya hijau bagaikan pohon sialang. 

Bunatin menikah di usia 18 tahun. Dia menikah dengan pria yang jauh lebih tua usianya. 

"Meski aku menyukai Bunatin, aku tak mampu dan tak bisa menikahi nya," Aku Dheni berterus terang. 

Masih tentang Bunatin, kota bisa simak puisi dengan nomor urut ke 17 dengan judul Bunatin. 

Bunatin

kau bawa anganku

kau curi malamku

kau pagar marwah ku

kau balut khayalku .. 

Begitu amat rindunya sang penulis pada Bunatin sampai-sampai harus menemukan pendamping hidupnya yang menyerupai Bunatin. 

Hal ini bisa kita temukan dan baca pada puisi ke 15 dengan judul Matamu Bunatin. 

Matamu yang hitam

mengingatkan aku akan Bunatin

senyum yang sama kuku yang sama

lekuk yang sama tawa yang sama 

jalan yang sama lenggok yang sama

seseorang dengan berahi yang sama

Sampai di sini saya bisa menyim pulkan Bunatin adalah sebuah buku yang memang bagus untuk dibaca dan dipahami dengan seksama karena dan sarat dengan makna mendalam tentang kemanusiaan, tentang kehidupan sekitar dan ten tang segala tetek bengek kehidu pan dengan segala kelebihan dan kekurangannya. 

Semoga seteleh ini akan lahir Bu natin-bunatin yang baru, yang mampu menyuarakan masa lalu yang dibungkus dengan kekinian yang pada bermuara pada tegak lurusnya sebuah keyakinan dan ke teguhan akan indahnya arti hidup berdampingan dengan sesama makhluk ciptaan-Nya, termasuk alam semesta. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun