Sebuah riset telah menemukan bahwa generasi milenial atau yang familiar disebut generasi M merupakan segmen populasi muslim global yang paling berpengaruh mulai abad 20. Siapakah sebenarnya generasi milenial? Bagaimana peran dan pengaruh mereka terhadap peradaban dunia? Bagaimana sikap mereka terhadap dunia modern? Bagaimana mereka mengarahkan posisi mereka didalamnya? Seberapa penting keimanan dan agama bagi mereka?
Sebuah informasi berharga hasil pusat riset Agama dan kehidupan Sosial Pew, bahwa populasi dunia diproyeksikan tumbuh 35 % dalam 4 dekade mendatang, jumlah muslim diperkirakan meningkat 73% dari 1,6 milyar pada 2010 menjadi 2,8 miliar pada 2050 dan pada 2030 mendatang diestimasikan 26,5 % penduduk dunia adalah muslim. Di 81 negara, populasi muslimnya akan melampui angka 1 juta . Enam dari negara Next 11 dengan pertumbuhan ekonomi terpesat adalah negara mayoritas islam dan dua lainnya memiliki minoritas muslim yang cukup besar. Negara BRIC (Brasil, Rusia, india dan Tiongkok) akan menjadi rumah bagi tak kurang dari 300 juta muslim. Populasi minoritas muslim akan mencapai 500 juta orang. Pada 2010, hampir dua pertiga populasi muslim dunia yaitu 63 % berusia dibawah 30 tahun ini berarti satu milyar orang yang mewakili lebih dari 14% populasi dunia. Lalu apa dampak angka hasil riset ini terhadap keberadaan generasi milenial?
Generasi muslim milenial adalah generasi muda muslim yang terikat oleh cara memandang dunia bahwa keimanan dan modernitas bisa berjalan beriringan. Berbicara tentang generasi muslim milenial maka artinya berbicara tentang pionir muslim muda modern saat ini. Tidak semua muslim merupakan bagian dari generasi M. Generasi muslim yang memiliki kesamaan karakteristik, yaitu mereka yang percaya akan iman sekaligus modernitaslah yang layak disebut dengan generasi muslim milenial. Generasi milenial menekankan satu bagian dari komunitas muslim untuk berbagi sikap dan pandangan di seluruh dunia bahwa mereka percaya iman dan modernitas sama-sama menguntungkan dan menjadi prinsip panduan mendasar bagi hidup mereka. Pendekatan mereka yang energik dan optimistis bertujuan untuk membangun kebersamaan diantara umat sekaligus menjangkau masyarakat yang lebih luas. Mereka membawa pengaruh besar yang tak sebanding pada populasi muslim yang lebih luas. Tokoh-tokoh dalam cerita generasi M begitu mencolok, kreatif, energik, dan optimistis.
Ogilvy & Mather, salah satu agensi komunikasi dan pencitraan ternama dunia mengadakan sebuah survei di empat negara mayoritas Islam yaitu Arab Saudi, Mesir, Pakistan dan Malaysia kemudian menguji hasil penemuan ini di sejumlah tempat dengan populasi mayoritas dan minoritas muslim lainnya. Hasil penemuan ini memberikan informasi bahwa Generasi muslim milenial meyakini bahwa keimanan dan modernitas tidaklah eksklusif, justru kolaborasi keduanya mampu membuat generasi M menjadi lebih baik. Keimanan mereka tentu mempengaruhi apapun yang mereka lakukan, dan mereka percaya hal ini bisa menjadikan modernitas berjalan lebih baik. Mereka sepenuhnya melebur dalam kehidupan modern dan mengambil manfaat bagi kebaikan individu dan masyarakat, sekaligus dalam iringan waktu mampu meningkatkan keimanan mereka.
Generasi muslim milenial memiliki banyak Ide yang menjadi pionir peradaban dunia, baik diantara muslim maupun masyarakat yang lebih luas. Dengan demografis muda mereka , pengaruh ini akan terus tumbuh. Mereka akan membentuk dan mengarahkan masa depan populasi Muslim yang lebih luas dan lebih jauh lagi akan memberikan dampak signifikan di tataran global. Pengaruh ekonomi secara bertahap beralih ke arah dunia islam dan timur. Negara-negara seperti Indonesia dan Turki secara teratur masuk ke dalam jajaran atas prediksi pertumbuhan global. Pertumbuhan ini merupakan akibat dari besarnya sumber daya tenaga kerja dan populasi anak muda yang bisa menciptakan perubahan dinamika.
Modernitas Bukanlah Lawan Agama
Barangkali kita perlu menengok kembali ke zaman pencerahan Eropa/Renaisans dan melihatnya sebagai sebuah gerakan yang menganggap agama menghalagi kemajuan, yang menempatkan kita pada perjalanan meninggalkan agama agar bisa menjadi sosok yang menatap masa depan, berorientasi pada sains, dan menggunakan teknologi baru. Ketika sains, demokrasi, dan konsumerisme tersebar luas, agama akan menghilang. Akan tetapi sikap Generasi M bisa dibilang mengejutkan bahwa agama menjadikan modernitas terlihat lebih baik begitu pula modernitas juga mampu menjadikan agama lebih baik.
Tren tak terduga yang akan kita bongkar mengenai Generasi M lebih jauh adalah saat kesejahteraan terlihat di dalam populasi muslim dunia yang besar dan saat teknologi digital membuka akses terhadap informasi, ide, dan solidaritas justru faktanya iman umat muslim kian meningkat. Muslim, khususnya Generasi M merefleksikan warisan mereka untuk melihat apa yang dulunya menjadi kekuatan mereka dan bagaimana menjadikannya inspirasi masa lalu itu untuk kembali bangkit di dunia modern. Ide bahwa sains mengakar kuat pada era keemasan peradaban islam adalah salah satu factor yang mendorong mereka untuk mendapatkan kembali posisi mereka di kehidupan modern dan menawarkan pandangan dan bukti bahwa tidak hanya agama bisa berjalan beriringan dengan modernitas, melainkan agama juga mampu menginspirasi modernitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H