Bersinarnya penampilan timnas U-19 dibawah pelatih Indra Sjafri karena berhasil menjuarai piala AFF U-19Â dan memastikan diri lolos ke piala Asia 2014 di Myanmar setelah menumbangkan tim tangguh Korea Selatan.Prestasi yang ditorehkan timnas U-19 tentu saja membuat kita bangga ditengah minimnya prestasi sepakbola kita, namun bisa saja timnas dijadikan ajang beberapa kelompok/golongan politik, dan ini bisa saja terjadi mengingat tahun depan adalah tahun politik, dengan mendompleng prestasi timnas U-19 yang lagi naik daun tentu bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak popularitas partai tertentu.
Hal ini bisa saja dilakukan oleh politikus partai dengan mengundang timnas U-19 dalam jamuan makan malam, memberikan bonus, atau mengundang timnas bertemu dengan tokoh politikus pada acara tertentu. Mereka berdalih hanya ingin sekedar mengucapkan selamat atas prestasi yang telah dicapai dan seplah-olah ingin menunjukan bahwa mereka peduli dengan perkembangan / kemajuan sepakbola di tanah air.Namun sebenarnya ada maksud lain di dalamnya yaitu hanya untuk kepentingan politik, ingin mencari popularitas demi mendongkrak partai mereka menjelang pemilu 2014.
Mereka seharusnya menyadari , bahwa masyarakat sudah mengetahui maksud dan tujuan mereka sebenarnya.
Tentu kita masih ingat timnas senior pada piala AFF 2010, kala itu timnas yang diasuh Alfred Ridle berhasil melaju ke laga final meskipun harus menelan kekalahan dari musuh bebuyutan Malaysia di final.
Namun anehnya menjelang laga final timnas bersama ketua PSSI saat itu harus menghadiri jamuan dari pengusaha terkenal sekaligus politikus di kediamannya dan disiarkan secara live disalah satu stasiun TV swasta.
Seharusnya kala itu timnas harus mempersiapkan diri dan berkosentarasi penuh dalam menghadapi laga penting di partai puncak, sehingga acara-acara tidak berguna seperti itu malah bisa mengganggu konsentrasi pemain sendiri.
Kini tongkat kepengurusan PSSI telah beralih, PSSI harus segera berbenah, PSSI harus memproteksi timnas U-19/timnas yang lain, dan kepengurusan PSSI sendiri dari kepentingan politik, sehingga bisa berkosentrasi penuh dalam sepakbola.
Boleh-boleh saja pengurus PSSI berasal dari politik, namun mereka harus ingat, mereka tidak boleh mencampuradukkan kepentingan politik dalam sepakbola dan mereka harus berjuang bersama dalam satu tujuan untuk memajukan sepakbola Indonesia bukan kepentingan politik semata.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI