"Menulis itu sulit, menulis itu membosankan, menulis itu membingungkan". Ini sebagian kalimat-kalimat keluhan yg sering  saya lontarkan disetiap moment
Sambil menghirup udara segar pikiran saya mulai tertarik untuk menulis beberapa hal yg saya lihat. Semisal tentang lelaki tua yg sekarang sudah nganggur sejak perempatan jalan diaebelah pondok dipasang lanpu merah kuning hijau, sebelum ada lampu itu, lelaki tua itu selalu berdiri semangat dg pakaian sederhana dan sebuah peluit ditiupnya sambil melambai lambaikan tangan mengatur lalu lintas, lemparan receh oleh para sopir yg melintas menambah semangatnya.Â
Saya terus berjalan tanpa lelah meski dg jalan kaki. Gemuruh kendaraan tidak mengganggu pikiran saya yh sedang merangkai ide idenya. Niat menulis sudah bulat.
Saya kembali ke pondok tepat jam 12.00. Lumayan lelah juga. Selesai sholat duhur saya sudah lupa tentang menulis, lebih memilih tidur siang yg pulas tanpa mimpi yg jelas.
Jam 3.00 saya bangun, saya harus nunggu antrian untuk mandi. Menulis saya tunda nanti selesai sholat ashar, ngapain diambil pusing?.
Disela sela antrian itu, pikiran saya mulai merancang kalimat kalimat puitis tentang menunggu. "Bosanku bukan karena menunggu, bosanku karena terlambat". kalimat ini terhenti dan aulit saya lanjutkan. Entahlah.
Menulis terus saya tunda hingga pagi. Tak ada tulisan satu hurufpun yg buat. Selang beberapa hari kemudian saya coba sharekan ke salah satu kompasianer "Budhy Satria". berikut ini tips yg disampaikan kepada saya sebagai langkah menulis:
"Saya sering mengalami hal yg sama mas". Pak Budhy satria  memulai dg cerita pengalamannya.
"Kadang kita sudah mempersiapkan semuanya dari buku catatan,pulpen,laptop,dll. Tapi tiba tiba ide yg tadi sudah ada hilang begitu saja karena banyak gangguan juga"
Ada 3 hal untuk membantu meringankan otak yg diberikan pak budhy kepada saya:
1. Buka internet. Cari apa saja yg membantu kita 'fun', contoh, saya hobi nonton film, ya saya nonton film online saja. Dg begitu otak jadi fresh dan saya nulis lagi.