Mohon tunggu...
Amini Farida
Amini Farida Mohon Tunggu... Guru - Kepala SMP Negeri 10 Kota Madiun

Eyang yang suka menulis berniat semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menghargai Sesama Memaknai Maulud Nabi Muhammad SAW

20 Oktober 2021   17:29 Diperbarui: 20 Oktober 2021   17:32 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lengkap sudah ajaran Rosululloh Nabi Muhammad SAW jika kita mau mempelajari dan meniru,maka hati akan tenang,selalu memandang sisi baiknya bisa mendatangkan syukur,akan terasa  indah menghadapi kehidupan.

Tak salah jika dulu orang tua memperingati acara maulud dengan hal-hal yang menarik.Ibu-ibu di kampung merelakan ayam dimasak menjadi sajian tumpeng yang lezat.Bapak-bapak menyiapkan permainan seperti panjat pinang,aneka lomba,saling berkunjung layaknya hari raya Idul Fitri,bedanya acara ini hanya berpusat di lingkungan pondok masjid  saja.

Acara paling meriah adalah panjat pinang,karena hadiah menarik digantung di ranting bambu berupa kaos,payung,topi,jam tangan,tas ransel,sepatu olah raga,sarung,baju koko dan lain-lain.Acara ini  hanya diikuti remaja laki-laki,yang lain sebagai penonton dengan membawa berbagai alat ,bisa panci,rantang,kaleng yang penting bisa berbunyi.

Sorak sorai nan meriah semua bergembira dengan bekerja sama rela punggung diinjak teman,begitu seterusnya hingga mampu mengambil hadiah yang bergelantungan  menarik peserta.Badan berlumur oli tak masalah sepadan dengan kebahagiaan membentuk tim yang baik .Begitulah perolehan hadiah pun dibagi sesuai pilihan masing-masing.

Sengaja orang tua kita agar di saat seperti ini berlatih belajar menerima dan berkorban,mengalah  ketika hadiah itu diambil teman.

Namanya di kampung  tentu bapak ibu banyak yang  bekerja sebagai petani  pada hari besar agama mereka memilih  libur,artinya tidak terlalu fokus mencari upah.Hari besar agama diisi dengan banyak beribadah,menyambut pahala yang lebih.Apalagi pada saat datangnya bulan puasa romadhon,bisa total sebulan.Menurut mereka bekerja 11 bulan untuk fokus bulan Romadhon.

Acung jempol ketika ada orang yang meninggal mereka datang membantu memasak hingga tujuh hari,peringatan 40 hari,100 hari dan 1000 harinya.Mereka juga tidak pasang tarif,terserah tuan rumah diberi diterima,jika tidak pun tidak masalah apalagi yang sama-sama tidak punya,ttidak jarang malah iuran bersama dimasak bersama berniat menyumbang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun