Siapa tahu?
5 tahun berjalan tabu
Ujung demi ujung
hanya terbagi separuh kue
di pinggir nama
dengan mati rasa.
Siapa tahu?
Ada yang menyadarinya,
hilangnya keadilan
bersama kata-kata.
Lalu siapa tahu?
Ada yang membunuhnya.
Keladi peristiwa
akan diam
menunggu jawaban
mulut awam.
Candanya berkata:
Hujanlah pelukanku
di tubuh
yang baik-baik saja.
Menangislah menangis!
Kekasih tersayang,
menangislah menangis!
Suara tinta sibuk mengecap,
teman khayalan sibuk menghantui,
koin-koin meminta tolong!
dan mata ingin terpejam.
Lalu, kutanya.
Apakah itu?
Pundi-pundi cinta!
Cinta menjawab:
puisi, puisi, dan puisi!
diriku dalam puisimu,
diriku dalam hidupmu,
dengan diriku yang memelukmu.
Perkenalkan,
Aku si penghibur.
Sekaligus pelebur
segala kehiupan.
-Atazuhria-
SEPTEMBER.2023