Mohon tunggu...
Money

Citi Indonesia Melalui Program FEED Mobile Siap Berikan Rekomendasi Kepada OJK

29 Maret 2017   08:55 Diperbarui: 29 Maret 2017   17:00 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Setiap orang yang memiliki penghasilan pasti membutuhkan manajemen keuangan, baik karyawan kantor, pedagang, pengusaha besar maupun kecil. Pengelolaan keuangan adalah segala bentuk kegiatan administratif yang dilakukan dalam beberapa tahapan yang meliputi perencanaan, penyimpanan, penggunaan, pencatatan serta pengawasan yang kemudian diakhiri dengan pertanggungjawaban dalam bentuk sebuah laporan keuangan. Pengetahuan akan pengelolaan keuangan ini disebut literasi keuangan.

Terkait literasi keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut faktor ini sangat penting dalam pembangunan ekonomi di suatu negara. Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Kusumaningtuti S. Soetiono mengatakan negara dengan tingkat literasi dan inklusi keuangan yang tinggi cenderung memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi pula sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan literasi keuangan di Indonesia, OJK memetakan sasaran edukasi menjadi mahasiswa, perempuan atau ibu rumah tangga, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) atau profesional, dan pensiunan.

Pada tahun 2013, tingkat literasi keuangan Indonesia sebesar 21,8 persen atau dari 100 orang penduduk Indonesia, hanya 21 orang yang memiliki pengetahuan tentang keuangan. Pasar modal memiliki tingkat literasi terendah dibandingkan dengan instrumen keuangan lainnya seperti asuransi, perusahaan pembiayaan, dana pensiun, dan pegadaian.

Sedangkan tingkat inklusi keuangan di Indonesia sebesar 59,7 persen, artinya dari 100 orang penduduk Indonesia, hanya 59 orang yang memiliki rekening, polis asuransi, reksadana, sukuk, atau saham. Rendahnya inklusi keuangan Indonesia didukung dengan data jumlah kredit UMKM yang disalurkan per April 2016 sebesar 780 triliun rupiah atau 18,5 persen, pemilik polis asuransi hanya sebesar 2,25 persen dari jumlah penduduk Indonesia, peserta dana pensiun sebesar 4 juta orang atau 1,6% penduduk Indonesia, dan investor domestik di pasar modal yang kurang dari 500 ribu orang atau kurang dari 0,2% penduduk Indonesia.

Di tahun 2016 tingkat literasi keuangan Indonesia mengalami peningkatan menjadi 29,66 persen dan banyak yang menilai kenaikan tersebut belum cukup signifikan mengingat UMKM dan usaha mikro lainnya didapuk menjadi salah satu sektor penopang ekonomi nasional.

Salah satu kendala yang kerap terjadi saat ini adalah pelatihan literasi keuangan adalah para pemangku kepentingan kurang menyentuh masyarakat lapisan bawah yang tinggal di pedesaan. Pendidikan berbasis digital yang diharapkan mampu berkontribusi banyak hanya bisa menyentuh masyarakat kelas menengah dan atas, serta belum pernah diuji di Indonesia. Pada praktiknya, penggunaan teknologi itu sendiri hanyalah sebuah langkah awal. Sedangkan, pemahaman mendalam mengenai cara pengguna berinteraksi dan mempelajari teknologi adalah faktor terpenting dalam pengembangan kanal digital untuk literasi keuangan dan digital.

Berangkat dari kepedulian akan edukasi pengelolaan keuangan, Citi Indonesia (N.A) yang bekerja sama dengan Mercy Corps Indonesia merilis Program Financial Education and Empowerment Goes Digital dan Mobile (FEED Mobile). Program yang sudah berjalan dari tahun 2014 ini memberikan pendidikan literasi keuangan dan pengembangan usaha yang tujukan untuk para petani dan pelaku usaha mikro.

Beberapa fase dalam kegiatan Program FEED Mobile. Dalam kegiatan fase I dan II program ini menentukan Kabupaten Indramayu sebagai tujuan kegiatan dan menetapkan para petani, pengusaha mikro dan Lembaga keuangan Mikro (LKM) sebagai peserta edukasi. Dalam fase I dan II ini, Program FEED Mobile memberikan pengetahuan bagaimana mengelola keuangan dengan baik. Pada Program FEED Mobile fase 1 dan 2, Mercy Corps Indonesia bersama Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Kabupaten Indramayu berhasil mengajak setidaknya 20% dari petani dan pemilik usaha kecil yang terpapar program untuk mengakses lembaga keuangan formal.

Setelah itu, Program FEED Mobile menggelar sharing lesson learned yang bertujuan untuk menilai dampak dari penggabungan/ bundling dari pendidikan keuangan dan bisnis di FEED Mobile fase 1 dan 2 untuk masyarakat yang belum memiliki akses ke lembaga keuangan formal, khususnya petani dan pemilik usaha kecil. Dalam sharing lesson learned, Mercy Corps Indonesia bertatap muka langsung dengan para peserta. Hasil dari penelitaian ini Mercy Corps Indonesia akan mengkompilasi dan beraudiensi dengan OJK untuk menetapkan target dalam strategi inklusi keuangan nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun