Apresiasi untuk Wirausaha Mikro

Lebih dari satu dasawarsa Citi Foundation menggelar Citi Microentrepreneurship Awards (CMA) di Indonesia. Penghargaan yang dimulai sejak 2005 ini sesuai dengan misi global Citi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana Citi beroperasi. Selain di Indonesia, CMA juga digelar di lebih dari 30 negara seperti seperti Venezuela, Argentina, Brasil, Peru, Meksiko, Amerika Serikat, Polandia, Mesir, India, Pakistan, Vietnam, Filipina, dll. Sekitar 5.900 penghargaan telah diberikan kepada pengusaha mikro di negara-negara tersebut. Selain itu, banyak cerita menarik yang bisa menginspirasi masyarakat dan para wirausahawan lain untuk mengembangkan usahanya.

Seperti kita ketahui usaha mikro adalah salah satu penopang ekonomi nasional. Berdasarkan data dari Kementerian Koperasidan UKM Pada tahun 2016, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berkontribusi 60,34 persen dari total Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Nasional Indonesia.

Selama lebih dari satu dasawarsa CMA terus diselenggarakan untuk tetap menjaga semangat para entrepreneurs untuk bisa melakukan inovasi guna mengembangkan usahanya. Citi Foundation sebagai penggagas program ini paham bahwa mendorong perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah tidak cukup dengan bantuan dana semata. Oleh karena itu, Citi bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memberikan pelatihan guna meningkatkan kualitas produk dari usaha mikro.

Suksesnya acara CMA selama 11 tahun tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Acara ini berangkat dari sebuah semangat membangun dan dibarengi dengan sinergitas antar lembaga. Citi Foundation menggandeng mitra penyelenggara Mercy Corps Indonesia (MCI), serta membangun kemitraan strategis dengan Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo), Bank Andara, Microfinance Innovation Center for Resources and Alternatives (MICRA), Nusantara Bina Artha, Dewan Komunitas Pengusaha Depok (Dekade), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KemenkopUKM), pemerintah daerah, serta lembaga-lembaga keuangan mikro (LKM) yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Untuk bisa memberikan transfer ilmu yang dibutuhkan oleh para pelaku usaha mikro, MCI sebagai penyelenggara menghadirkan dan berkonsultasi dengan para pakar, akademisi, dan para pengusaha sukses untuk berbagi pengalaman.

Direktur Inklusi Keuangan OJK, Pak Eko Ariantoro mengapresiasi program CMA, karena memiliki visi yang sama dengan OJK. Salah satunya adalah meningkatkan inklusi keuangan pada masyarakat berpenghasilan rendah. Pada tahun 2011, World Bank dalam laporannya yang berjudul Measuring financial Inclusion mengemukakan bahwa hanya sekitar 15 persen penduduk Indonesia yang menyimpan uang di Bank. Angka ini tentu mengejutkan mengingat Indonesia adalah negara yang memiliki banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah. Rendahnya akses keuangan dari kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga jasa keuangan menjadi faktor utama yang memicu rendahnya konsumen perbankan. Disinilah pentingnya peranan LKM di tengah-tengah masyarakat, yaitu untuk memberikan edukasi perbankan serta menjadikan pelaku usaha mikro paham mengenai fasilitas-fasilitas keuangan yang tersedia untuk mereka.

Kegiatan yang dilakukan Citi Foundation sedikit banyak memberikan pengaruh positif bagi literasi keuangan di Indonesia. Alhasil, berdasarkan data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK), angka indeks literasi keuangan di Indonesia berangsur naik. Di tahun 2016, indeks inklusi keuangan sebesar 67,82 persen, sementara indeks literasi keuangan sebesar 29,66 persen.

Selama 11 tahun perjalanan CMA di Indonesia, CMA telah banyak menginspirasi masyarakat mengenai dunia usaha, dan memberikan penghargaan yang mampu mencapai tingkatan grassroots.