Mohon tunggu...
Aminandra Muhammad
Aminandra Muhammad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

21104080065

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Darurat Sampah di Sleman: Minimnya Kesadaran Lingkungan Memicu Krisis

9 Juni 2024   10:37 Diperbarui: 9 Juni 2024   11:04 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dokumen pribadi 

"Kami terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat melalui berbagai kegiatan edukasi dan kampanye," ujar Budi Santoso, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman. "Namun, partisipasi masyarakat masih sangat minim. Banyak yang belum memahami pentingnya memilah sampah dan mengelolanya dengan baik."

Selain itu, pemerintah juga telah membangun beberapa fasilitas pengolahan sampah, seperti tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) dan tempat pengolahan sampah reduce, reuse, recycle (TPS 3R). Namun, kapasitas fasilitas ini masih terbatas dan belum mampu menampung seluruh sampah yang dihasilkan.

Adapun Peran Penting Pendidikan dan Kesadaran Kolektif

Pendidikan lingkungan sejak dini menjadi kunci dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah. Sekolah-sekolah di Sleman diharapkan dapat mengintegrasikan pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum mereka. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler yang berfokus pada kebersihan dan pengelolaan sampah juga dapat menjadi sarana yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai lingkungan pada generasi muda.

"Anak-anak adalah agen perubahan yang potensial. Jika mereka sudah memiliki kesadaran lingkungan sejak dini, mereka bisa menjadi contoh bagi keluarga dan masyarakat sekitarnya," kata Maria Ulfa, seorang aktivis lingkungan dari LSM Sahabat Bumi.

Untuk mengatasi masalah sampah di Sleman, diperlukan solusi dan inovasi yang melibatkan berbagai pihak. Salah satu solusinya adalah dengan mengembangkan teknologi pengolahan sampah yang lebih efektif dan ramah lingkungan. Misalnya, teknologi pengolahan sampah menjadi energi (waste to energy) yang dapat mengubah sampah menjadi sumber energi listrik.

Selain itu, perlu adanya regulasi yang lebih ketat dan penegakan hukum yang lebih tegas terhadap pelanggaran pengelolaan sampah. Misalnya, menerapkan denda bagi warga yang membuang sampah sembarangan atau memberikan insentif bagi masyarakat yang aktif dalam program bank sampah.

Krisis sampah di Sleman adalah masalah kompleks yang memerlukan kesadaran kolektif dan tindakan nyata dari semua pihak. Masyarakat perlu menyadari pentingnya menjaga lingkungan dan mengelola sampah dengan baik. 

Pemerintah, di sisi lain, harus terus berupaya meningkatkan fasilitas pengolahan sampah dan mengedukasi masyarakat. Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta, diharapkan masalah sampah di Sleman dapat teratasi dan lingkungan yang bersih serta sehat dapat terwujud.

Krisis ini menjadi pengingat pentingnya tanggung jawab bersama dalam menjaga lingkungan. Dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, kita dapat menciptakan Sleman yang lebih bersih dan sehat bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun